SENSASI INDIA DI BATU CAVES MALAYSIA
22:22:00
“Jadi, kita ke
mana nih Sabtu ini?”
“Ke Singapura
saja. Kita overland!”
“Ah mahal
biayanya.”
“Genting
Highlands dong.”
“Jangan cuma
satu lokasi.”
“Ya sudah, kita
ke Batu Caves, lalu lanjut ke Genting Highlands.”
“Siip! Kita sewa
bus ya.”
“Siapa saja
yang ikut?”
“Bikin list
saja di grup WA.”
Begitulah
obrolan kami, peserta diklat di University of Malaya, Kuala Lumpur, menjelang weekend
pertama di sana. Maklum, Sabtu-Ahad (baca: Minggu) adalah hari cuti (libur)
kami. Karena ini bukan bagian dari kegiatan diklat, kami harus merogoh kocek
sendiri untuk sewa bus. Meski demikian, ternyata 22 peserta kegiatan ini kompak
turut berwisata.
Untunglah, Bu
Ike Hikmawati, guru SMAN 19 Garut, punya kenalan travel di Kuala Lumpur. Lewat
bantuan Bu Ike, kami menyewa sebuah bas persiaran (bus pariwisata) berkapasitas
25 kursi. Harga sudah termasuk parkir dan fee untuk driver. Sabtu
pukul 08.00 kami berangkat dari Berjaya Times Square dengan destinasi pertama
Batu Caves.
Batu Caves
berlokasi di Distrik Gombak, Selangor. Kami hanya menempuh jarak 13 km atau sekitar
30 menit untuk sampai di pelataran parkir Batu Caves. Suasana pagi ini telah
ramai dengan pengunjung. Tentu saja, ini kan akhir pekan. Begitu rekan-rekan
turun dari bus, saya mencoba mencari beberapa titik bidik untuk mengarahkan
lensa ke bangunan tempat ibadah umat Hindu Tamil ini.
Batu Caves
merupakan bukit batu kapur yang mempunyai gua dan kuil di dalamnya. Nama objek
ini diambil dari nama Sungai Batu yang mengalir di dinding bukit. Batu Caves
juga merupakan nama kampung yang berdekatan dengan bukit. Objek ini dikenal
sebagai salah satu kuil Hindu yang paling populer di luar India dan menjadi
pusat perayaan Thaipusam di Malaysia. Oiya, tidak ada tiket masuk alias gratis
untuk menikmati objek ini. Tiket hanya diberlakukan jika sedang ada pertunjukan
atau perayaan agama Hindu.
Detailnya menarik |
Saya suka warna-warninya |
Spot ini mencuri perhatian |
Ikon Batu Caves
yang terlihat dari jauh adalah patung berwarna emas Dewa Murugan. Tingginya
mencapai 42,7 meter dengan latar dinding bukit kapur. Konon, ini patung Dewa
Murugan tertinggi di dunia lho. Semua pengunjung tak mau melewatkan spot ini
untuk berfoto, termasuk kami. Kunci berfoto saat weekend di sini adalah
sabar. Sabar ketika pengunjung lain berlalu lalang di depan kita. Jangan
terlalu berharap bisa menemukan spot sepi deh di sini hehehe.
Setelah sesi
foto ramai-ramai, saya tertarik mengamati beragam patung kecil dan relief
warna-warni yang menghiasi bangunan-bangunan di sekitar patung Dewa Murugan. Ada
dewa-dewi, sapi, dan beragam motif bunga. Semua dibuat begitu detail dan
cantik. Tak terkecuali tiang dan dinding, semua dicat warna-warni.
Siapkan energi untuk sampai puncak tangga |
Jangan tiru saya yang hanya sampai setengah tangga |
Air terjun mini di samping tangga |
Ini dia penampakan tangga dari dekat |
Gemericik air sungai menemani penanjakan |
Ikon yang tak
kalah memikat adalah tangga menuju kuil, yang juga warna-warni. Untuk masuk ke
gua dan kuil Batu Caves, pengunjung harus menaiki 272 anak tangga ini. Di sisi
kiri tangga terdapat air terjun mini yang airnya mengalir membentuk sungai
kecil. Ketika teman-teman saya sudah mulai naik, entah mengapa langkah saya
terhenti. Setelah melihat sekeliling, saya kemudian turun dan mendekati puluhan
merpati jinak di pelataran kuil.
Ga ada spot yang sepi |
Mengundang merpati |
Meski ini tempat ibadah, siapa pun bebas berkunjung |
Burung-burung ini bikin pengunjung lupa waktu |
Saya suka merhatiin anak-anak India ini |
Meski jinak, burungnya ga mau mendekat |
Bersama
beberapa rekan, saya mencoba mengexplore area lain. Kami menemukan danau kecil
yang airnya berwarna hijau di sisi kiri kuil. Dengan jembatan-jembatan kecil,
kolam ini tampak indah. Pepohonan rindang yang tumbuh di tepian danau membuat
sauana teduh dan bikin betah. Duduk sebentar di tepi danau sambil menikmati
angin sepoi seolah mengusir penat setelah berkeliling pelataran kuil.
Ada air terjun mini |
Danau yang tenang |
Banyak pengunjung yang melewatkan spot ini |
Angin sepoi bikin adem |
Teduh dan menentramkan |
Berkunjung ke
Batu Caves seolah berada di India. Betapa tidak, mayoritas orang yang kita
temui merupakan warga keturuanan India, termasuk petugas, penjaja suvenir dan
makanan, serta sebagian pengunjungnya. Bukan hanya itu. Barang-barang yang
dijual di sini juga khas India seperti kalung bunga, aneka kudapan dan manisan,
serta aksesoris. Kuch kuch hota hai deh pokoknya. Hehehe. (*)
9 comments
Bagussss!
ReplyDeleteSuka. Jadi ingat perjalanan rame2 itu
Terima kasiiih, Bu Umi. Mengenang kebersamaan itu ya, Bu. Hehehe
DeleteJadi kaya di India ya
ReplyDeleteAcha acha acha
DeleteBanyak juga ya ternyata tempat ibadah yang dijadikan objek wisata umum
ReplyDeleteIni jadi buktinya indahnya toleransi ya Mas, hehehe
DeleteTernyata dekat ya dari KL, hanya 13 km atau sekitar 30 menit
ReplyDeleteIya Mas Andi, itulah mengapa ini jadi destinasi wajib kalau ke KL
DeleteBlackjack with the Dealer - Mapyro
ReplyDeleteThe closest casino to Blackjack is San Diego (CA), near San Diego and Central City. 과천 출장마사지 Blackjack is 구리 출장마사지 played with four decks of 52 playing cards. Cards are 영천 출장안마 dealt face 김천 출장마사지 down, with 제주도 출장샵 the