BELAJAR HOTS DAN LITERASI DI UNIVERSITY OF MALAYA
00:17:00
Alhamdulillah, Allah Maha Baik. Sebuah kesempatan
istimewa dipercayakan kepada saya. Kali ini saya mendapat peluang untuk
meningkatkan kompetensi sebagai guru dalam Pelatihan Pembelajaran HOTS (Higher
Order Thinking Skills) dan Literasi di University of Malaya, Kuala Lumpur,
Malaysia. Saya bergabung dengan 22 guru bahasa Indonesia, Inggris, dan Jepang
dari beberapa provinsi di Indonesia.
Kegiatan ini merupakan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai
upaya peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Ada 1.200 tenaga pendidik dan
kependidikan yang dikirm ke 12 negara tujuan, yaitu Korea Selatan, Singapura,
Malaysia, Jepang, Thailand, Australia, Selandia Baru, Belanda, Finlandia,
China, Rumania, Hongkong, dan Prancis. Jadwal acara ini: 27 Februari-1 Maret di Jakarta, 2-22
Maret di negara tujuan, dan 23-25 Maret di Jakarta.
Sesaat setelah acara pelepasan peserta oleh Mendikbud |
Setelah mengikuti Pelepasan Peserta Program Pelatihan ke
Luar Negeri oleh Mendikbud di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada
27 Febuari 2019, para peserta dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Inggris,
dan Jepang mendapatkan kesempatan untuk mempersiapkan diri selama dua hari (pre
departure training) di LPMP DKI Jakarta dan P4TK Bahasa. Salah satunya
adalah orientasi akademik selama belajar di University of Malaya, Kuala Lumpur.
Selain itu, kami juga mendapatkan materi tentang budaya dan Bahasa Malaysia.
Kami terbang ke Kuala Lumpur pada Sabtu, 2 Maret 2019. Ini
sekaligus menjadi pengalaman pertama saya terbang ke luar negeri. Mendaratkan
kaki di Bandara Internasional Kuala Lumpur, melewati loket imigrasi, menunggu
bagasi, lalu mencermati setiap kata dalam Bahasa Melayu yang tertera di beberapa
titik. Sejak itulah saya merasa akan banyak hal yang bisa saya pelajari selama di
Negeri Jiran ini.
View Subuh dari kamar hotel |
Bersiap ke kampus |
Dengan bas persiaran (bus pariwisata), kami lalu
dibawa ke hotel di Berjaya Times Square, Bukit Bintang. Seorang guide
lokal menjadi teman sepanjang perjalanan menuju hotel. Dia memperkenalkan
Malaysia dan siap menjawab beragam pertanyaan kami yang umumnya baru kali ini
berkunjung ke negara ini. Dia juga berbagi tips seputar lokasi yang seru untuk
jalan-jalan, makan, dan belanja.
Senin, 4 Maret 2019, merupakan hari pertama diklat di
University of Malaya, Kuala Lumpur, perguruan tinggi tertua di Malaysia.
Kegiatan dimulai pukul 09.00 dan berakhir pukul 16.30. Narasumber kami tiga,
yaitu Prof. Zahari Othman (anggota Critical Thinking Foundation USA
sekaligus direktur UM-CenT-TI Project HOT), Prof. Isahak Haron (dosen
senior UMCCed), dan Prof. Dr. Maria Salih (dosen senior Universiti Pendidikan
Sultan Idris). Mereka menyampaikan materi dalam bahasa Inggris, tetapi sesekali
menggunakan bahasa Melayu. Untunglah.
Diskusi seru dengan Prof. Zahari Othman |
Bersama sebagian guru Bahasa Indonesia |
Kegiatan diawali dengan sesi sharing pengalaman dan tes
awal. Pertanyaan esai berbahasa Inggris, tetapi kami boleh menjawab dengan
bahasa Indonesia. Lagi-lagi, untunglah. Sedangkan materi diklat tersebut adalah
konsep HOTS sebagai dasar pengembangan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, ragam kemampuan berpikir tingkat tinggi, model
pedagogi abad 21 (problem solving, thinking based learning, thinking
routines), HOTS dari persepektif kognitif, psikologi, dan filosofi, serta habit
of minds.
Intinya, berpikir adalah kompetensi yang harus terus
dilatih dan dikembangkan. Pembelajaran HOTS bukanlah tentang soal yang sulit,
melainkan pembelajaran yang membiasakan siswa melewati proses berpikir dan
bernalar seperti berpikir kritis, mampu memecahkan masalah, reflektif, kreatif,
dan metakognitif. Belajar tentang HOTS di perguruan tinggi yang didirikan pada
1905 ini menyadarkan saya bahwa guru pun harus terbiasa melatih kemampuan berpikirnya
agar bisa membantu anak didiknya melakukan hal yang lebih baik.
Presentasi hasil diskusi |
Kerja kelompok selalu menyenangkan |
Ide-ide kreatif kerap muncul dalam diskusi |
Sesuai agenda, setiap Kamis, semua peserta diklat
mengunjungi sekolah di Malaysia. Dua sekolah dalam kunjungan pertama kami
adalah dua sekolah kejuruan, dalam bahasa Melayu disebut kolej vokasional,
yaitu Kolej Vokasional Sungai Buloh di Selangor dan Kolej Vokasional ERT
Setapak di Kuala Lumpur. Sedangkan dua sekolah dalam kunjungan berikutnya adalah
Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Abdul Samad di Kelantan dan Kolej Vokasional
Shah Alam di Selangor.
Selain mengenal karakteristik sekolah, kami juga
mengobservasi pembelajaran serta berinteraksi dengan para guru dan murid. Sungguh
pengalaman yang berkesan karena kami bisa saling berbagi tentang pembelajaran
HOTS (higher order thinking skills) dan pendidikan di dua sekolah ini.
Sebagai guru Bahasa Indonesia, kami bersemangat saat bertemu dengan para guru
Bahasa Melayu. Maklum, dua bahasa ini serumpun. Apalagi, ada materi dalam
Bahasa Indonesia yang berbau Melayu, yaitu sastra Melayu klasik seperti
gurindam dan hikayat.
Foto bersama di depan Kolej Vokasional Sungai Buloh |
Bersama para siswa setelah observasi kelas |
Dapat kenangan buku Bahasa Melayu dari Encik Rafidah |
Foto bersama di depan Kolej Vokasional ERT Setapak |
Bersama para murid selepas observasi kelas |
Bersama para guru yang masih muda |
Foto bersama keluarga besar SMK Abdul Samad Kelantan |
Kesempatan ini benar-benar kami manfaatkan. Kami
berdiskusi tentang metode, materi, dan penilaian dalam pembelajaran. Kami
bertukar email untuk menjalin komunikasi jika ada hal-hal yang perlu kami
diskusikan di kemudian hari. Senang rasanya saat kami diberi kenang-kenangan
berupa buku dan bahan ajar Bahasa Melayu oleh guru-guru di sini. Oiya, para
siswanya menyambut kami penuh antusias.
Selain itu, kami juga mendapatkan kesempatan untuk
melawat KBRI di Kuala Lumpur serta Kementerian Pendidikan Malaysia di
Putrajaya. Di KBRI, kami berdiskusi tentang pendidikan anak-anak Indonesia di
Malaysia dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Mukhammad Farid Maruf. Sementara
itu, di Kantor Kementerian Pendidikan Malaysia, kami mendapatkan pemaparan
tentang arah kebijakan pendidikan Malaysia.
Bersama Bapak Farid Maruf di KBRI |
Foto bersama di Kantor Kementerian Pendidikan Malaysia |
Pengalaman yang tak kalah seru, kami punya waktu untuk
jalan-jalan pada hari Sabtu dan Ahad (baca: Minggu). Kadang kami pergi berombongan,
kadang saya memilih pergi sendiri. Ke mana sajakah saya menjelajahi negara ini?
Saya akan berbagi kisahnya di tulisan berikutnya. Sabar ya. Hehehe.
Menerima sertifikat dan cenderamata dari Prof. dato' Dr. Mansor Md Isa |
Tak terasa sudah habis tiga pekan masa belajar di
University of Malaya, Kuala Lumpur. Alhamdulillah atas kesempatan berharga ini
karena saya membawa pulang banyak ilmu, pengalaman, dan kenangan. Dengan penuh
rasa syukur, saya menerima sertifikat pendidikan dan pelatihan yang diserahkan
oleh Prof. Dato' Dr. Mansor Md Isa, director University of Malaya Centre for
Continuing Education (UMCCed). Berbekal hasil diklat ini, kami kembali ke tanah
air dengan misi melaksanakan diseminasi kepada para guru serta menyelenggarakan
pembelajaran berbasis HOTS dan literasi. (*)
13 comments
Alhamdulillah bisa menimba ilmu di negeri jiran. Semoga bisa bermanfaat buat pendidikan anak2 Kita disini ya Kang Mas. Semangat terus !
ReplyDeleteAlhamdulillah, amin ya Rabbal alamin. Terima kasih, Kang Aip.
DeleteSeru sekali pengalamannya, mas! Sampai bisa kunjungan ke sekolah2 setempat dan ngobrol bersama guru dan murid-murid di sana. Terbyang asyiknya! Aku juga pengen punya kesempatan tinggal di luar negeri, tapi nggak tau lagi gimana caranya dengan kondisi sekarang :D
ReplyDeleteTerima kasih, Kak, bener memang seru bisa menyelami kehidupan warga negara lain. kak Nugie masih muda. Masih sangat banyak kesempatan untuk melanglang buana.
DeleteSemoga ilmunya bermanfaat Pak
ReplyDeleteAmin ya Rabbal alamin. Terima kasih, Pak
DeleteTiga pekan ? lama juga yaaa... tapi salut sama program kemendikbud ini. Harus begini utk meningkatkan kompetensi guru. Taun2 depan harus belajar di negeri yang lebih jauh. Malaysia terlalu dekat.. heheh..
ReplyDeleteBtw, aku baru tau, bahwa Mas Edy adalah seorang pendidik.. hihihi..
Mohon doanya ya Kak Vika, semoga saya punya kesempatan lagi ke negara yang lebih jauh dan lebih lama heheheh
DeleteSyukurlah bisa menimba ilmu baru di negeri tetangga :)
ReplyDeleteAku baru tahu lho Kak Edy tenaga pendidik! Semoga ilmunya bisa berguna untuk anak didiknya nanti yaaa! Btw, kalau ada program gini, dapat infonya darimana sih Kak?
Cheers,
Dee Rahma
heydeerahma.com
Amiiin, makasih doanya, Kak. Info kegiatan seperti ini bersumber dari web resmi Kemendikbud, tetapi sering juga beredar di banyak sosmed.
DeleteWaah, luar biasa nih pengalamannya. Semoga saya bisa ikutan ah tahun depan.
ReplyDeleteTerima kasih banyak, Bu. Semoga giliran Ibu ya tahun depan. Amiiin.
DeleteGracias por esta información sobre estudiar en el extranjero.
ReplyDelete