WAJAH BARU COBAN TALUN
22:42:00
Ini kali keempat saya
menulis tentang Coban Talun. Setiap datang ke sana, selalu ada cerita yang
menggelitik saya untuk berbagi. Tulisan pertama tentang sensasi menikmati air
terjun di kawasan Bumiaji, Batu, ini benar-benar seorang diri. Tulisan kedua
tentang pengalaman mistis saat camping di sana. Tulisan ketiga tentang
penangkaran lutung Jawa. Nah, tulisan keempat ini tentang geliat wisatanya yang
mengundang pengunjung.
Dulu, Coban Talun
tersohor akan hutan pinus dan air terjunnya. Kini, sebagian area hutan pinus
disulap menjadi beberapa spot berfoto. Perhutani sebagai pengelola berusaha
menarik minat para wisatawan yang ingin mengabadikan liburannya di tempat yang
sejuk dan indah. Dibangunlah Flowers Garden, Pagupon, Apache Camp, Gua Jepang, dan
taman ayunan. Bukan hanya itu. Akses air terjun juga makin mudah.
Bunga pancawarna |
Yuk kita bahas
satu-satu. Dimulai dari Flowers Garden. Sebelum resmi punya nama itu, kawasan
Coban Talun memang ditumbuhi
banyak bunga pancawarna. Bunga beragam warna ini tumbuh subur di sela-sela
pohon pinus. Kini, di Flowers Garden ditanam beberapa jenis bunga lainnya. Beberapa
kursi tampak mengundang untuk diduduki. Untuk masuk area ini, sediakan uang Rp
10 ribu.
Berikutnya, Apache Camp. Dengan konsep tempat tinggal suku Indian, di
sini ada sekitar 20 tenda putih berukuran 4x4 meter dan sudut-sudut foto di
antara pohon pinus. Disewakan juga kostum dan penutup kepala ala Indian. Tiket
masuk area ini juga Rp 10 ribu. Pengunjung bisa menginap di sini dengan tarif
khusus.
Pagupon |
Pagupon |
Pagupon |
Pagupon |
Spot selanjutnya, Pagupon. Dibanding Flowers Garden
dan Apache Camp, Pagupon lebih luas dan memiliki fasilitas beragam. Selain taman
bunga, di Pagupon juga ada wahana berfoto di ketinggian dan rumah-rumah kecil
dengan desain nan unik dan menarik. Dengan tiket seharga Rp 10 ribu, pengunjung
bisa berkeliling dan menikmati fasilitas-fasilitas yang ada. Kalau mau,
pengunjung juga bisa bermalam di sini.
Bunga di mana-mana |
Spot foto di Pagupon |
Rumah Hobbit di Pagupon |
Satu lagi yang bisa
dikunjungi, Gua Jepang. Tiket masuknya Rp 5 ribu. Jaraknya lumayan jauh.
Sekitar 1 km dari jalan utama Coban Talun, melewati Pagupon, Flowers Garden,
dan Apache Camp. Sama seperti Gua Jepang di taman hutan raya (tahura), Gua
Jepang di Coban Talun juga tak dalam. Namun, view di depannya bikin segar mata.
Panorama hutan pinus berpadu sungai di bawahnya.
Kalau masih ada
waktu, arahkan kaki menuju hutan pinus searah dengan air terjun. Di sana ada
taman ayunan. Sesuai namanya, terdapat puluhan ayunan yang digantung di pohon
pinus. Tiketnya lebih murah, hanya Rp 5 ribu. Pengunjung juga dapat bonus
berfoto di wahana berfoto di ketinggian.
Hutan pinus yang disulap jadi taman ayunan |
Jalan ini juga jadi track ojek |
Nah, buat saya, tak
lengkap rasanya jika tak sekalian mengunjungi air terjun. Males jalan? Tenang,
sekarang ada jasa ojek menuju air terjun dengan ongkos Rp 10 ribu. Jarak
tempuhnya sekitar 1 kilometer. Namun, jangan kecewa ya jika diturunkan beberapa
meter sebelum lokasi. Sebab, jalan menuju air terjun cukup curam sehingga tak
bisa dilewati motor. Jalan tanah itu telah dibentuk seperti tangga dan mudah
dilewati.
Pagi di Coban Talun |
Udara sejuk, cuaca segar |
Coban Talun dari kejauhan |
Hore, ketemu ray of lights! |
Coban Talun, bisa
dibilang, kini tak alami lagi. Di dasar lembah sudah warung makan minum,
musala, meja kursi untuk istirahat, serta toilet. Untungnya, kebersihannya
masih relatif terjaga. Karena dibangun agak jauh dari terjun, warung-warung ini
pun tak mengganggu pemandangan. Justru para pengunjung terbantu karena bisa
mengusir haus dan lapar tanpa perlu bawa bekal. Ganti baju pun sudah ada
tempatnya, bukan di balik semak-semak.
Dulu, umumnya
pengunjung hanya bisa menikmati segarnya percikan air terjun dari bebatuan
besar di depannya. Kini, mereka bisa leluasa merasakan kesegaran air tepat di
sungai yang kerap berarus deras ini. Warga telah menebang pohon dan membabat
semak di tepi sungai. Bukan hanya itu. Tampaknya, mereka juga menguruk tepian
sungai dengan pasir sehingga mudah dilewati.
Akses ke sungai lebih mudah |
Nyebur di sini pun aman |
Ga rugi balik lagi ke sini |
Soal kebersihan,
pengelola Coban Talun memang tampak berusaha menjaganya. Tampak tempat sampah
di sejumlah titik. Terpasang juga slogan “Orang berpendidikan tidak membuang
sampah sembarangan”. Yang membuat saya kagum, kakek tua penjaga toilet pun turut
rajin memunguti sampah. Pengunjung seperti kita jangan mau kalah ya. (*)
9 comments
Wah baru tahu soal Coban Talun ini. Ternyata tempatnya hijau dan asri banget. Bukan cuma ada spot menarik buat foto-foto aja, air terjun dan sungainya itu lho yang bikin kangen main di alam. ������
ReplyDeleteBener banget, Kak. Air terjun dan sungainya ademmm banget.
DeleteKeren ada air terjunnya. Spot2 ut fotonya sangat menarik.
ReplyDeleteNah, kalau ke Batu, coba mampir ke sini, Mas
DeleteFlowers Garden-nya cantik banget! Aku suka deh sama bunga pancawarnanya, bukan sesuatu yang bisa kita lihat setiap hari.
ReplyDeleteMenurutku fasilitas warung makan, meja kursi, musala, dsb, gpp mas. Selama dijaga kebersihan dan kerapihannya. Yang mengganggu itu justru obyek-obyek foto instagrammable yang nggak nyambung sama konsep tempatnya. Untuk kasus Coban Talun, obyek-obyek artifisialnya masih serasi.
Setuju, Kak. Memang fasilitas itu sangat dibutuhkan pengunjung saat berada di sekitar air terjun.
DeleteSelain alamnya yang indah, banyak fasilitas menunjang Pariwisata. Seperti fasilitas buat foto2 instagramble juga yang membuat Pariwisata menggeliat
ReplyDeleteAmiiiin. Wah, terima kasih Kang Aip sudah menyempatkan waktu buat mampir sini padahal sedang trip ke India. Lancar jayaaa ya!
DeleteWah tempatnya kelihatan sejuk, asri, dan seger ya mas... ditambah bunga bunga yang bermekaran menjadikan suasana semakin kece... btw air terjunya juga mantap betul kalau dibuat lokasi hunting long exposure :D
ReplyDelete