5 PANTAI DI MALANG DALAM ½ SEHARI
20:07:00
Ini ceritanya
nebeng liburan. Basyir, kawan saya semasa kuliah yang tinggal di Malang, hendak
berlibur ke pantai-pantai di Malang Selatan bersama keluarganya. Kebetulan saat
itu saya sedang berada di Malang untuk suatu keperluan. Tanpa tedeng
aling-aling, saya pun bergabung dengan Basyir dan keluarga.
Rombongan kecil ini
berangkat dari Kota Malang sekitar pukul 07.30, melewati rute Kecamatan Kepanjen,
Bululawang, hingga Gedangan. Objek yang kami datangi pertama kali adalah Pantai
Batu Bengkung di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan. Rupanya, kami menghabiskan
waktu sekitar dua jam perjalanan untuk sampai di sini.
Kendaraan kami
harus merapat dulu ke pos tiket sebelum masuk kawasan pantai. Tarif tiket per
orang Rp10.000. Dari petugas yang berjaga, kami mendapat informasi bahwa tiket
ini bukan hanya untuk masuk ke kawasan Pantai Batu Bengkung. Ada tiga pantai
lagi yang bisa kami nikmati, yaitu Pantai Wedi Klopo, Ngopet, dan Watu Leter.
Terpesona Pantai Bengkung |
Beberapa pengunjung berenang |
Bersama Jindan dan Yahya |
Karena Batu
Bengkung merupakan pantai yang paling tenar di antara tiga pantai lainnya, kami
mengarahkan kendaraan ke sana terlebih dahulu. Ternyata, pantai ini sangat
dekat dengan lokasi parkir kendaraan. Beberapa pengunjung telah asik bermain
pasir dan air di bibir pantai. Untungnya, meski lumayan ramai pengunjung,
kebersihan pantai ini masih terjaga.
Pantai-pantai di
Malang Selatan terkenal akan ombaknya yang besar. Namun, Pantai Batu Bengkung
memiliki bebatuan karang di beberapa meter sebelum pantai sehingga ombak yang
besar pecah dan menjadi riak-riak kecil. Berenang dan main air di sini pun
aman. Hamparan pasir putih juga menjadi area yang mengundang anak-anak untuk
bermain.
Jalan setapak munuju puncak bukit |
Ada kayu-kayu pembatas |
Pantai tampak dari bukit |
Ada menara pandang di tepi pantai |
Tampak pantai-pantai tetangga |
Jindan dan Yahya,
dua anak lelaki Basyir, kegiarangan bertemu pasir dan air pantai. Mereka segera
berganti baju dan nyebur. Kami bergantian mengawasi hingga kemudian sang ibu dan
budhe-nya memegang kendali. Saya dan Basyir tertarik untuk menaiki bukit
karang di tengah pantai. FYI, pantai ini diapit dua bukit karang yang
masing-masing ditumbuhi pepohonan. Begitu juga bukit yang berada di tengah
pantai.
Untung air masih
surut. Itu memudahkan kami mendekati bukit. Begitu sampai kaki bukit, terdapat
jalan setapak menuju puncak. Untungnya, bukit ini ditumbuhi banyak pohon
rindang, jadi kami terlindung dari sengatan sinar matahari yang siang itu cukup
terik. Nah, dari puncak bukit, tampak pantai-pantai tetangga yang menurut saya
punya karakteristik yang sama; pantai dengan teluk dan diapit bukit-bukit
karang. Tampak pula bukit karang yang terpisah dari pantai.
Bukit ini teduh lantaran banyak pohon rindang |
Bisa juga berteduh di bawah bebatuan |
Pak Bssyir |
Sebenarnya, ada
tali untuk kita mendaki bagian paling atas bukit. Namun, saya yang saat itu
enggan berpanas-panas memilih hanya duduk-duduk di bawah pohon rindang.
Kabarnya, panorama sunset dari puncak bukit ini indah. Kalau ada
kesempatan ke sini lagi, saya akan memilih waktu sore hari untuk menikmati
pemandangan matahari tenggelam.
Setelah puas
menjelajahi Pantai Batu Bengkung, saya penasaran dengan pantai-pantai
tetangganya. Setelah mengumpulkan informasi dari petugas yang berjaga di menara
pandang, saya dan Basyir mencari jalan menuju Pantai Watu Leter. Kami harus
masuk ke hutan di bukit sisi kiri Pantai Batu Bengkung. Tidak jauh kok, hanya
sekitar 500 meter. Sudah ada jalan setapak dan tali yang membantu pengunjung
melewati bagian yang sulit dilewati.
Di ujung jalan
setapak itu, kami menemukan sebuah pantai yang sepi dengan ombak yang sangat
besar. Tak ada satu pun pengunjung. Sayangnya, kami tak bisa turun ke pantai
karena tak ada akses ke sana. Kami tertahan di batu karang yang menjulang di
atas pantai. Bebatuan ini lancip-lancip. Harus hati-hati jika tak ingin kaki
tergores batu. Tampak pula batu karang besar yang menyerupai lempengan batu
datar. Itulah mengapa pantai ini dinamai Watu Leter. Watu dalam bahasa
Jawa berarti batu, sedangkan Leter artinya datar atau rata.
Kami lalu kembali
jalan kaki ke Pantai Batu Bengkung, bermain dengan Jindan dan Yahya. Sekitar
pukul 11.30, perut sudah berdendang lagu kelaparan. Tanpa pikir panjang, kami
memilih satu warung seafood di tepi pantai. Kami memesan tuna bakar yang
disajikan dengan nasi hangat, sambal, dan sayur lalapan. Air kelapa muda jadi
pelega tenggorokan yang menyegarkan. Menu ini lezat dan tak bikin kantong
sekarat.
Perut kenyang, kami
sepakat menyudahi kunjungan. Namun, sebelum kendaraan meninggalkan kawasan
Pantai Batu Bengkung, kami turun sejenak di Pantai Wedi Klopo dan Pantai
Ngopet. Dua pantai ini punya bentuk yang saling menyerupai. Garis pantai
melengkung, pasir putih, ombak besar, dan dua bukit sebagai pengapit. Kami tak
menghabiskan waktu lama di dua pantai ini karena hendak mendatangi satu pantai
lagi, Pantai Teluk Asmoro.
Jindan |
Jindan dan Yahya |
Berenang yuk |
Batu karang yang jadi pelindung |
Kendaraan kami
harus keluar dari area Pantai Batu Bengkung. Kami menyusuri jalur lingkar
selatan yang aspalnya sangat mulus. Sepanjang perjalanan berderet pantai-pantai
di sisi kanan kami. Namun, kami tak tergoda, sekali lagi, karena penasaran akan
Pantai Teluk Asmoro yang berlokasi di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Sekitar 30
menit kemudian, kami sampai di pelataran parkir yang hari itu benar-benar sudah
padat kendaraan. Kami nekat melawan panas untuk jalan kaki ke arah pantai.
Pantai Watu Leter |
Pantai Watu Leter |
Pantai Wedi Klopo |
Pantai Wedi Klopo |
Ada beberapa anak
tangga yang harus didaki. Tersedia juga gazebo untuk beristirahat. Nah, dari
gazebo ini sudah tampak gugusan karang di dekat pantai. Kabarnya, kalau dilihat
dari atas, pantai ini membentuk lambang hati alias cinta. Itulah mengapa pantai
ini dinamai Teluk Asmoro. Andai punya drone hasil menang lomba hahaha.
Ngarepnya berlebihan ini.
Pantai Ngopet |
Pantai Ngopet |
Pantai Ngopet |
Saya sudah
membayangkan pantai ini pasti padat pengunjung. Jadi saya tak terlalu antusias
menjelajahinya. Benar, pantai ramai dengan puluhan, atau mungkin ratusan,
pengunjung yang main pasir atau berenang. Kalau mau sepi, harusnya ke sini
bukan saat weekend seperti ini. Kalau hanya untuk nyenengin anak-anak
sih tidak ada masalah meski ramai. Namun, kalau mau motret ladscape,
lain lagi ceritanya.
Pantai Teluk Asmoro |
Pantai Teluk Asmoro |
Pantai Teluk Asmoro |
Jadi, inilah cerita
liburan nebeng saya ke lima pantai di Malang Selatan dalam setengah hari!
Sampai lokasi pertama sekitar pukul 10.00, keluar dari destinasi terakhir
sekitar pukul 15.00. Lima pantai mulai Pantai Batu Bengkung, Wedi Klopo,
Ngopet, Watu Leter, dan Teluk Asmoro sudah kami datangi. Yang paling bikin
puas, menurut saya, Pantai Batu Bengkung. Sedangkan pantai yang saya ingin
datangi lagi adalah Teluk Asmoro, tapi setelah punya drone hadiah menang
lomba. Amin. Hehehe. (*)
14 comments
Setengah hari dengan lima pantai cantik berair bening begini, memang perjalanan bernilai Mas Edy. Gak nyangka aku di Malang pantai cantik-cantik begini
ReplyDeleteIya Mbak, benar-benar berkesan. Main ke Malang, Mbak Evi. Pasti akan lebih cantik fotonya kalau Mbak Evi yang jepret.
DeleteWaah makasih ya ternyata dapat porsi banyak ini saya juga Jindan dan Yahya. Misal ditambah warung pagi tempat kita sarapan juga oke buat yang mau ke sana bisa ngisi perut pagi2. Kendal Payak, setelah pertigaan menuju Kepanjen dan Bululawang.
ReplyDeleteSipp semoga drone nya didapat, Mas Edy. Amiiin..
Sama-sama, dulur. Iya ya, tempat sarapan itu recommended banget. Menunya lezat bermartabat heheh. Sayang ga sempat foto di sana.
DeleteIya sayanh ga ada fotonya.. tapi tempat itu sudah terkenal.. bisa ambil di google map wes....hehehe..
DeleteHehehe, lain kali kalo kita bahas kulineran di Malang ya
DeleteKeren pak��
ReplyDeleteWah, ternyata bagus ya pantai-pantai di Malang Selatan. Aman juga buat anak-anak.
ReplyDeleteYang penting tahan panas dan ga takut hitam, Bu, hehehe
DeleteWahh pantainya bagus banget mas, ada bebukitan kecil2 di sekitarnya pula, bikin pengen nyebur2 haha
ReplyDeleteKalo nyebur, harus waspada, Kak. Ombaknya cukup gede.
DeleteMalang selatan emang pantainya cakep-cakep banget. Pengin main ke Malang lagi, ini semuanya belum aku kunjungi. Thanks infonya, Mas Edy!
ReplyDeleteSama-sama, Kak Firsta. Terima kasih sudah berkunjung. Semoga bermanfaat.
DeleteBisa banget dicoba nih kalau ke Malang
ReplyDelete