MEMBIDIK KEMEGAHAN MASJID AGUNG JATENG
00:35:00
Bagi saya, kesempatan mendatangi masjid terbesar di sebuah
kota yang saya kunjungi merupakan kebahagiaan tersendiri. Selain beribadah, saya
bisa menyelami suasana religiusnya dengan mengamati atau bahkan berbincang
dengan para jamaah. Rasa bahagia kian membuncah jika masjid itu tersohor akan
kemegahan atau keunikannya. Wah, makin semangat tuh. Itulah mengapa, saat
berada di Semarang, Masjid Agung Jawa Tengah menjadi salah satu destinasi wajib
saya.
Foto dan video kemegahan masjid yang dibangun mulai 2001
hingga 2006 ini kerap menghiasi timeline
di Instagram. Orang bilang, masjid ini Instagramable.
Perpaduan arsitektur Jawa, Romawi, dan Timur Tengah membuat masjid yang
dibangun pada 2001-2006 ini tampil unik. Pilar-pilar megah dengan hiasan
kaligrafi di serambinya pun menjadi daya pikat tersendiri. Bermodal
ketertarikan itulah, saya memantapkan pilihan ke masjid yang berada di kawasan
Gayamsari ini. Butuh waktu sekitar 20 menit dari pusat Kota Semarang.
Alhamdulillah, saya dua kali berkesempatan mengunjungi Masjid
Agung Jawa Tengah. Yang pertama, saya datang menjelang Magrib hingga Isya. Yang
kedua, saya datang lagi saat Subuh hingga matahari terbit. Datang pada dua
waktu yang berbeda membuat saya bisa menyaksikan kemegahan masjid ini dengan
suasana yang berbeda pula. Kalau doyan langit jingga, berkunjunglah senja hari.
Kalau suka langit biru, datanglah pagi hari. Dengan catatan, cuaca cerah ya.
Menara Al Husna |
Masjid Agung Jateng tampak dari lantai 19 Menara Al Husna |
Landscape Kota Semarang |
Kesan pertama, masjid ini berdiri di atas lahan yang luas
sekali. Bagaimana tidak luas, 10 hektare lho. Begitu turun dari kendaraan, saya
baru tahu, rupanya lingkungan di sekitar masjid ini juga dilengkapi area untuk
olahraga, pertokoan oleh-oleh, serta deretan kedai untuk makan dan minum. Namun,
saya menyegerakan langkah menuju menara yang berdiri megah di sisi kiri masjid.
Namanya Menara Al Husna dengan ketinggian 99 meter, melambangkan 99 Asmaul
Husna (nama-nama Allah).
Menara ini terdiri atas 19 lantai dengan beberapa fungsi
seperti studio radio milik masjid, pemancar televisi milik masjid, museum
perkembangan Islam di Jawa Tengah, gardu pandang, dan tempat untuk melihat
hilal. Dulu sempat ada restoran juga di lantai 18, tapi saat ini sudah tutup. Dengan
tiket seharga Rp 7.000, saya naik lift
menuju gardu pandang di lantai 19. Dari puncak menara, tampak kemegahan masjid
dari angle atas. Saya pun bisa
melihat langsung seluruh area masjid ini sama seperti saat kita melihat
miniatur dan maket suatu bangunan. Tampak pula landscape Kota Semarang dari segala sisi karena kita bisa
mengelilingi menara pandang ini.
Prasasti peresmian masjid oleh SBY |
Teras masjid menjelang Magrib |
Masih mempertahankan karakter Jawa dalam bentuk atap joglo |
Lampu-lampu menambah megah pilar-pilar |
Hari hampir gelap, saya turun dari menara. Kebetulan, menara
tidak beroperasi pada jam-jam salat. Selanjutnya saya menuju serambi karena di
sana ada ikon masjid ini. Tentu saja, 25 pilar yang berdiri gagah di bagian
depan teras. Jumlahnya melambangkan 25 nabi. Pilar-pilar ini menyerupai
arsitektur Koloseum di Roma. Kaligrafi di bagian gerbang merupakan dua
kalimat syahadat. Sedangkan kaligrafi di bidang yang datar merupakan huruf Arab
Melayu “Sucining Guno Gapuraning Gusti”.
Mihrab masjid |
Alquran raksasa |
Di sini juga terdapat payung elektrik seperti punya Masjid
Nabawi di Madinah. Jumlahnya 6 payung sebagai lambang 6 rukun iman. Tingginya
masing-masing 20 meter dengan diameter 14 meter. Payung elektrik ini hanya
dibuka pada saat salat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, atau momen khusus, dengan
catatan kecepatan angin tidak melebihi 200 knot. Payung-payung ini akan menjadi
atap teras untuk menampung jamaah yang tidak mendapat tempat di bangunan utama
masjid. Sayangnya, saya datang pada hari biasa sehingga tak sempat menyaksikan
payung-payung ini dalam kondisi terbuka.
Azan Magrib berkumandang. Saatnya saya mengambil air wudu dan
masuk ke dalam masjid. Begitu masuk pintu utama masjid, terlihat sebuah Alquran
raksasa. Kabarnya, Alquran berukuran 145 x 95 cm ini ditulis tangan oleh
seniman kaligrafi bernama Khyatudin dari Pondok Pesantren Al Asyariyyah
Wonosobo. Selain itu, terdapat pula sebuah bedug raksasa. Panjangnya 310 cm
dengan diameter 220 cm. Bedug ini dibuat oleh para santri Pondok Pesantren Al
Falah Banyumas. Satu lagi yang istimewa, tongkat yang dipegang oleh khatib
masjid ini merupakan hadiah Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam.
Masjid pada pagi hari |
Kerap jadi tempat salat dan istirahat wisatawan religi |
Bagi sebagian umat Islam, masjid merupakan destinasi wisata
religi. Mereka kadang pergi berombongan dengan kendaraan besar untuk berziarah
ke beberapa makam pemuka agama, bisa sampai tiga hari dua malam. Masjid kerap
dijadikan sebagai tempat salat sekaligus melepas penat. Itulah yang saya lihat
di Masjid Agung Jawa Tengah. Tampak banyak rombongan ziarah. Untunglah, masjid
ini punya penginapan, kamar mandi, dan toilet yang terjaga kebersihannya. (*)
26 comments
Saya kagum pada arsitek Masjid Agung Jawa Tengah ini mas. Kok kepikiran saja menggabungkan arsitektur arab dan Yunani tanpa kehilangan rasanya sebagai sebuah masjid. Foto-foto Mas Edy cakep semua :)
ReplyDeleteMakasih banyak, Mbak Evi. Iya, saya juga kagum akan keindahan arsitekturnya.
DeleteWaah, baru tau kalo ada masjid megah ini di Semarang. Keren juga ya bisa naik ke menara pandangnya, hmmm kapan-kapan kalo ada waktu ke Semarang, saya sambangi juga deh masjid ini. Terima kasih sudah membagi cerita ini ya, Mas.
ReplyDeleteSama-sama, Mas. Monggo berkunjung ke masjid ini. Jangan lupa naik menaranya juga :)
DeleteMasjid ini penuh kenangan :)
ReplyDeleteCieee, kenangan sapa siapa, Bu Ika?
DeleteMas, sayangnya sampeyan datang bukan pada hari Jumat atau hari besar Islam ya, karena paying raksasanya nggak dibuka. Bagus banget lho...
ReplyDeleteIya, Ko, kayanya saya harus berkunjung lagi pas hari Jumat hehe
DeleteBagi saya, kesempatan mendatangi masjid terbesar di sebuah kota yang saya kunjungi merupakan kebahagiaan tersendiri. --- SAMA BANGET MAS! Masjid Raya Medan, Masjid Palembang, Masjid Jami Pontianak, Masjid Gede Solo, Masjid Kudus, semua aku sambangi. Aku suka berkunjung ke tempat-tempat ibadah, termasuk masjid. Dan aku suka banget sama Masjid Agung Jawa Tengah ini! Sayangnya pas dulu ke sini tahun 2014 aku nggak sempet naik ke atas minaret karena udah kemalaman.
ReplyDelete"Koloseum Athena di Romawi" --- koreksi dikit mas, bisa disebut Colosseum di Roma aja. "Romawi" itu nama bangsanya, lalu Athena adalah nama dewi mitologi Yunani. Atau mungkin maksud mas Edy arsitekturnya mirip Parthenon (kuil pemujaan Dewi Athena) di Yunani?
Wah, semoga saya juga nanti bisa mengunjungi masjid-masjid yang sudah Kak Nugie datangi. Makasih ya koreksinya :)
DeleteAduh...keren banget.. Aku sering ke Semarang, belum pernah kesini. Sampe punya penginapan dan gedung 19 lantai ? Wow...
ReplyDeleteKalau ke Semarang lagi, mampir sini, Kak Vika
DeleteKeren banget yaaa arsitekturnya, megah dan indah :D
ReplyDeleteCheers,
Dee - heydeerahma.com
Cocok jadi salah satu ikon Jawa Tengah ya, Kak
DeleteBerubtung aku pernah kesini, melihat' anggunnya arsitektur masjid ini. Cakep banget foto-fotobya, Mas Edy 👍👍
ReplyDeleteWah, makasih, Mbak Evi. Saya juga merasa beruntung nih.
DeleteAlhamdulillah, megah banget ya. Semoga nanti dapat kesempatan shalat disana. Pas kemaren ke Semarang belum sempat mampir kesini. Pengen poto bareng Beduk hadiah Sultan Brunei hahaha
ReplyDeleteAlhamdulillah, Kang Aip. Semoga ada kesempatan segera ya.
Deletewah... Megah baget masjidnya dan indah
ReplyDeleteIya, Mas, kebanggaan warga Semarang ini
DeleteOh mesjid ini yang di TV itu yah ternyata di jawa tengan toh
ReplyDeleteIya, Mas. Monggo mampir sini kalau main ke Semarang.
DeleteSubhanallah, sungguh megah masjid ini
ReplyDeletebagus banget ya view jendelanya. kamu pinter ambil fotonya mas.
ReplyDeleteSetuju! Saya merasakan sendiri kemegahan masjid ini waktu ke Semarang
ReplyDeleteMasjid ini menginspirasi saya untuk membangun masjid perpaduan antara masjid yang didirikan Nabi Muhammad dan Masjid Demak atau masjid Walisongo
ReplyDelete