MENYIBAK TIRAI RUMAH TANGGA SOEKARNO
16:41:00
Seberapa kenal kalian dengan sosok Soekarno? Jujur saja, saya
hanya tahu sepak terjang presiden pertama Republik Indonesia ini di ranah
politik. Serba-serbi kehidupan pribadinya bukan tak menarik. Saya saja yang tak
banyak membaca. Namun, kunjungan ke Bengkulu membuka mata saya tentang kisah di
balik tirai rumah tangga Soekarno. Nama demi nama ternyata menorehkan sejarah
dalam sisi lain kehidupan sang Proklamator.
Semua berawal dari sebuah rumah di Jalan Soekarno-Hatta,
Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Bangunan kayu berarsitektur
lawas tapi masih tampak kokoh ini mengundang saya untuk menjelajah masuk.
Inilah tempat yang disediakan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk
mengasingkan Soekarno sebagai tahanan politik (1938-1942). Sebelumnya, Soekarno
telah menjalani pengasingan di Ende, Flores, selama empat tahun (1934-1938).
Salah satu cagar budaya di Bengkulu |
Dari Ende, Soekarno sebenarnya ditemani sang istri, Inggit
Garnasih, dan anak angkatnya, Ratna Djuami, ke Jawa. Namun, pria yang saat
lahir diberi nama Koesno oleh orang tuanya ini menginjakkan kaki di Bengkulu
tanpa keluarga pada 14 Februari 1938. Sebuah rumah milik pengusaha keturunan
Tionghoa, Lion Bwe Seng, disewa oleh pemerintah Belanda untuk dia tinggali. Keluarganya
menyusul beberapa minggu kemudian. Dahulu, rumah ini berada di kawasan pingiran
kota. Kini, lokasi bangunan bersejarah itu menjadi jantung Kota Bengkulu.
Suatu hari, Soekarno kedatangan tamu keluarga Hassan Din,
tokoh Muhammadiyah asal Curup, Kabupaten Rejang Lebong. Saat itu, Hassan Din
membawa serta sang putri, Fatmawati. Di rumah itu, Fatmawati ikut menumpang.
Dia pun menjadi sahabat Ratna Djuami. Bukan hanya menjadi teman sekamar,
Fatmawati dan Ratna Djuami bersekolah di tempat yang sama, RK Vakschool Maria
Purrisima, sekolah tertinggi di Bengkulu saat itu.
Siapa sangka, Soekarno menaruh hati kepada Fatmawati. Tentu
saja, bukan hal mudah bagi Inggit untuk menyetujui keinginan Soekarno. Dalam
biografi Soekarno yang ditulis Cindy Adams, terkutip sebuah perbincangan nan
penuh emosi.
“Enggit (Inggit),” kata Soekarno dengan suara rendah, “ada
sesuatu yang musti aku katakan.”
“Aku sudah tahu,” kata Inggit, “ya, mengenai Fatma bukan?”
“Dari siapa engkau tahu?”
“Dari setiap bunga yang ada di sekeliling rumah ini.”
“Terangkan, dari siapa Enggit tahu?”
“Tidak perlu Enggit jelaskan. Yang penting, apakah benar
orang itu Fatma?”
“Ya, benar, Fatmawati,” ujar Soekarno sambil menarik napas
panjang. “Aku mau mempunyai anak. Anakku sendiri, keturunanku. Apakah Enggit
izinkan Koes (Koesno, Soekarno) kawin dengannya?”
“Astaghfirullah, mana mungkin? Ceraikan aku dulu baru Koes
bisa kawin dengannya,” tegas Inggit.
Soekarno dan Inggit Garnasih |
Fatmawati semasa muda |
Ranjang Soekarno dan Inggit Garnasih |
Ranjang Fatmawati dan Ratna Djuami |
Setali tiga uang dengan Inggit, Fatmawati juga menolak dipoligami.
Dalam buku Fatmawati Soekarno, The First
Lady tulisan Arifin Suryo Nugroho, terdapat sebuah kutipan. “Aku baru akan
menyetujui (pinangan Soekarno) apabila Bung Karno bercerai baik-baik dengan Ibu
Inggit. Aku tidak dapat menerima poligami. Aku tak akan dimadu.”
Pada 1942, Soekarno pun bercerai dengan Inggit, seorang
wanita yang dinikahinya sebagai istri kedua pada 1923 setelah bercerai dengan
Oetari pada tahun yang sama. Pada 1943, Soekarno menikahi Fatmawati. Dari
pernikahan ini, lahirlah dua putra dan tiga putri, yakni Guntur Soekarnoputra,
Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan
Guruh Soekarnoputra. Namun, Fatmawati bukan pelabuhan terakhir cinta Soekarno. Tercatat
beberapa nama yang pernah mengisi hidupnya, yaitu Hartini, Ratna Sari Dewi,
Haryati, Yurike Sanger, Kartini Manoppo, dan Heldy Jafar.
Ruang kerja Soekarno |
Buku-buku peninggalan Soekarno |
Sebagian koleksi pakaian |
Ruang tamu |
Rumah pengasingan Soekarno di Bengkulu kini menjadi salah
satu destinasi wisata sejarah di Bengkulu. Objek yang resmi dinyatakan sebagai
cagar budaya ini berisi benda-benda peninggalan Soekarno. Di antaranya, beragam
buku berbahasa Belanda, sepeda, foto, lukisan, koleksi pakaian, dan furnitur.
Semua tertata apik di rumah yang memiliki satu ruang tamu, satu ruang kerja,
dan dua kamar tidur ini. Jika berkunjung ke sini, jangan lupa mampir ke teras
belakang untuk melihat sumur tua yang dulu digunakan oleh keluarga Soekarno.
(*)
40 comments
Banyak ya istrinya :)))
ReplyDeleteAku pun kalau bukan ikut famtrip bengkulu kemarin mungkin nggak tau kalau ternyata perjalanan cintanya Bung Karno ini lumayan complicated dan banyak wanitanya :)
Kita sama ya, Kak Putri. Famtrip Bengkulu beneran nambah wawasan kita. Berfaedahlah pokoknya, hehehe.
DeleteKisah cinta Soekarno rumit ya, untung jaman dulu belum ada Facebook. Kalau udah ada, bisa viral. ��
ReplyDeletePertama kali tahu kalau Fatmawati itu bukan istri pertama agak gimana gitu. Madunya teman baik anaknya sendiri T.T
Awalnya saya maklum, dia ingin punya anak kandung. Tapi, setelah punya anak dari Fatmawati, dia masih menikah lagi hehehe
DeleteRumit ya kisah Cinta Pak Karno. In baru sama Bu Fatma, belum sampe Ratna Sari Dewi dll. Terbayang pas di rumah beliau itu banyak Bunga2 saksi jatuh Cinta nya Koes pada Fatma. Eh mau ditambahin kerumitannya lagi ndak? Oetari, istri pertama Koesno, adalah buyut Maia Estianti. Mamahnya Al El Doel. Rame deh
ReplyDeleteOalah, baru tauuuu. Apa karena itu Dhani jadi semangat berada di kubu Rachmawati Soekarnoputri selepas cerai dari Maia Estianti #AnalisisApaIni
DeleteBu Fatmawati cantik ya pas muda, no wonder Bung Karno jatuh hati. Jaman dulu ga ada socmed sih, kalo ada socmed itu pasti wanita-wanita bikin grup WA trus curhat barengan
ReplyDeleteHehehe, itulah bedanya dulu dan sekarang. Sekarang pejabat ada kontrol sosial juga kan, jadi harus menjaga reputasi di bawah sorotan media.
DeleteBagi saya, Ibu Inggit adalah wanita paling hebat bagi Soekarno, baca buku Kuantar Kau Ke Gerbang, Soekarno tdk akan menjadi seperti sekarang tanpa Inggit...
ReplyDeleteSaya jadi ingin baca buku itu, Kak Vika.
DeleteIni yang bikin susah respect kepada beliau diluar beliau sebagai Bapak Proklamator kita, kegatelan sih :(
ReplyDelete*maaf
Kisah hidupmya jadi pelajaran kita ya, Mas. Hati-hati menaruh hati hehehe
DeleteKalau aku sih tetep, #TimIbuInggit
ReplyDeleteGa kebayang sih, udah hampir 20 tahun nemenin jadi istri, ikut diasingkan kesana kemari, trus mau ditinggal kawin lagi hanya demi ego "ingin punya keturunan". Hih. KZL.
Banyak yang mendukung Ibu Inggit ya, Kak. Melihat perjuangan beliau yang begitu lama mendampingi Soekarno, pantas jika Bu Inggit menuai banyak simpati.
DeleteWaaaah ternyata banyak juga istrinyaaa ya 😀 sebenernya respext banget sama Pak Soekarni ini, tapi cmn hal ini yg masih sulit diterima, tanpa Bu Inggit mungkin Soekarno gabakal jadi apa apa hehe
ReplyDeleteWaah, Mas Irham ternyata simpatisan Bu Inggit juga. Memang beliau banyak berkorban selama mendampingi Bung Karno ya, Mas. Hehehe.
DeleteTernyata perjuangan fatnawati bersama soekarno tak semudah yg dibayangkan.
ReplyDeleteRumah pengasingan ada diluar jawa tetapi bentuknya mirip bamget sama rumah jawa ya.
Keren
Oh, Bu Nurul simpatisan Bu Fatmawati ya. Hehehe.
DeleteWah Bung Karno dengan segala kisah cintanya. Kadang-kadang hanya geleng-geleng kepala membacanya. Beliau sangat berprestasi dan sangat banyak jasanya bagi negara Republik Indonesia. Tapi untuk kisah asmara Semoga tidak ada anak-anak Indonesia yang mengikuti ����
ReplyDeleteBaiklah, kita fokus ke prestasi dan jasanya bagi Republik Indonesia saja ya, Mbak Evi. Hehe.
DeleteSetiap orang ada sisi baiknya dan buruknya... Ada putih dan ada juga hitam. Mungkin kehidupan di dunia ini tidak bisa lepas dari hitam dan putih... Akan selalu mengikutinya. Ambil yang baik dan tinggalkan yang tidak baik. Sebagai pembelajaran kedepan... Keren
ReplyDeleteSuper sekaliiiii. Setuju Mas!
DeletePengen ke sini banget. Cerita yang sangat melegenda dari sang Proklamator.
ReplyDeleteKalo Kak Richo yang nulis, pasti lebih aduhai
Deletedulu waktu SMA juga pernah diceritain sama guru sejarah tentang kisah cinta Sukarno, tapi ga ngeh kalo sebanyak itu istrinya.. hehehe...
ReplyDeleteMari nyanyi Mas.... "Kini kutahuuuu"
DeleteTerima kasih ulasannya, mas. Banyak nama-nama baru yang aku tahu sebagai istri Bung Karno, sebelumnya hanya tau Inggit Garnasih dan Fatmawati. Aku pun baru tahu kalau beliau menceraikan Inggit dulu baru menikahi Fatmawati, aku pikir poligami :D
ReplyDeleteAlhamdulillah, berfaedah, Kak Nugie
Deleteaku suka rumah ini masih dirawat dan diperhatikan oleh dispar setempat. Waktu aku berkunjung tempo lalu di bagian dalam ruang kerja ada infografis yang bergoyang sendiri .. lalu aku pun ngacir..
ReplyDeleteHah, serus, ko? Wiiiih, serem juga yak
DeleteKata orangtua saya, bung karno ganteng sih makanya banyak yg mau😀
ReplyDeletePenuh daya pikat dan kharismatik ya, Mas
DeleteTerima kasih ulasannya mas, sangat informatif.
ReplyDeleteVisit blog saya juga di Heriand.com :)
Siaaap, makasih ya Mas.
DeleteNgeri juga yah rumahnya, pasti angker tuuuh :D
ReplyDeleteKata Ko Deddy Huang angker, Mas, hehe
DeleteBaca postinganmu jadi tahu kisahnya sang bapak proklamator :) Itu rumahnya kayaknya angker ya..
ReplyDeletePas saya ke sana sih ga angker kok, Kak
DeleteRumah nenekku tepat dibelakangnya Pak 😂
ReplyDeleteWah, seru dong bisa sering main ke sini
Delete