WADUK SELOREJO; PUAS MATA, PUAS SELERA
21:53:00
Pagi itu, cuaca cerah. Jam menunjukkan angka 07.30 saat
kendaraan kami sampai di lahan parkir Bendungan Selorejo. Cahaya matahari telah
maksimal menerangi kawasan wisata yang terletak di Desa Selorejo, Kecamatan
Ngantang, Kabupaten Malang, ini. Saya yang memang tak terlalu suka terpapar
sinar matahari berniat segera berteduh di bawah pohon rindang. Jika tidak
demikian, duduk lesehan di warung yang menyajikan beragam ikan air tawar
tampaknya menarik.
Kesibukan nelayan |
Tenang dan damai |
Namun, pemandangan yang tersaji sungguh di luar dugaan. Semua
serba biru. Air danau tampak biru tenang. Di seberang danau, jajaran pegunungan
tampak berpadu dalam gradasi biru nan memukau. Langit pun tak mau kalah,
menampakkan semburat biru muda nan aduhai. Pepohonan di tepi danau seolah
menjadi aksen yang menambah elok pemandangan.
Sementara itu, para nelayan tampak di kejauhan. Mereka sibuk
menjala atau menjaring ikan di tengah danau. Perahu-perahu mereka yang berlalu
lalang menciptakan siluet di antara birunya air danau. Matahari yang belum
terlalu tinggi menebarkan kilauan yang memantul di permukaan danau. Sejauh mata
memandang, yang terasa adalah ketenangan dan kedamaian.
Saya jatuh cinta dengan gradasi warna pegunungan ini |
Perahu-perahu yang disewakan untuk keliling danau |
“Mau keliling danau, Mas?” sapa seorang bapak penyewa perahu,
membuyarkan ketenangan saya.
“Maaf, Pak, kami hanya mau foto,” tolak saya halus.
“Barangkali mau foto ke tengah danau. Kan bagus, Mas,”
rayunya.
“Ada apa di tengah, Pak?”
“Ada kebun jambu. Nanti saya bawa keliling. Bagus juga
pemandangan di sana.”
“Terima kasih, Pak, kami foto dari tepi saja.”
Salah satu pusat sumber ikan tawar di Malang |
Danau dikelilingi sejumlah gunung, salah satunya Gunung Kelud |
Bukan tidak tertarik, tapi saya sudah pernah naik perahu dan
mengelilingi Waduk Selorejo. Pada 2013, saya dan keluarga pernah berlibur ke danau
ini. Saat itu, kami menyewa perahu, menikmati panorama waduk, kemudian berwisata
kuliner di tepi danau. Banyak sekali pilihan jenis dan olahan ikan air tawar di
sini. Dari wader sampai gurame, dari goreng kering sampai bakar. Semua ada.
September lalu, saya kembali ke Waduk Selorejo untuk menemani
dua rekan guru, Pak Jamal dan Pak Christ. Di sela-sela tugas mendampingi
anak-anak OSIS yang tengah mengikuti latihan dasar kepemimpinan (LDK) di CobanRondo, kami menyempatkan diri mendatangi waduk yang berada di ketinggian 600 mdpl
ini.
Pengunjung bisa bermalam di sini |
Sejumlah cottage di tepi danau |
Kali ini, saya berusaha menjelajahi sisi lain waduk yang dulu
belum saya singgahi. Ternyata, Bendungan Selorejo tidak hanya menawarkan keindahan
danau, perahu, dan wisata kuliner. Di sana juga terdapat pusat oleh-oleh khas Malang,
cottage, hotel, kolam renang,
penyewaan ATV, dan jembatan gantung.
Digelitik rasa penasaran, kami pun bergerak menuju sisi timur
waduk. Untuk menyebarang, kami harus melewati sebuah jembatan gantung. Panjangnya
sekitar 70 meter dengan lebar sekitar 1 meter. Terdapat peringatan di sisi
jembatan, maksimal hanya 10 orang yang diperbolehkan menggunakan jembatan ini
bersamaan. Pengunjung disarankan tidak berhenti terlalu lama di jembatan. Tentu
itu demi keamanan.
Kilau cahaya matahari di permukaan danau |
Betah berlama-lama di sini sebelum lapar menyerang :) |
Jembatan inilah yang menghubungkan dua sisi bendungan. Di bawah
jembatan, terlihat sejumlah warga sedang memancing. Sedangkan di seberang
jembatan, terdapat cottage, taman
bermain, dan kolam renang. Namun, sisi waduk ini sepi, tak seramai kawasan
waduk yang dilengkapi rumah makan. Justru yang saya temui di sana adalah para
penyewa perahu yang lagi-lagi menawarkan jasanya.
Pemandangan di sela-sela jembatan gantung |
Sejumlah warga memancing di bawah jembatan |
Jembatan gantung menuju sisi lain danau |
Jembatan bergoyang-goyang saat dilewati |
Tak terasa, sudah sekitar 45 menit kami berada di Waduk Selorejo.
Perut pun mengirim sinyal ke otak, terbayang betapa nikmatnya menyantap sajian
ikan tawar khas Waduk Selorejo. Namun, kali ini kami ingin merasakan sensasi
yang berbeda. Kami meninggalkan waduk, keluar menuju jalan raya Malang-Jombang.
Tepat di sisi kiri jalan ke arah Jombang, terdapat rest area. Deretan warung makan lesehan memang
mengundang para penikmat kuliner. Namun, bukan hanya menu lezat yang membuat kami
tergesa masuk ke salah satu warung. Kami ingin menikmati view Waduk Selorejo dari ketinggian. Lantaran itulah, kami memilih
warung yang tepat berada di sisi waduk.
Waduk Selorejo dari kejauhan |
Panorama dari rest area |
Angin sejuk semilir menemani kami menikmati pemandangan sambil
menunggu menu pesanan kami terhidang di meja. Dari warung makan ini, terhampar
waduk dan kebun jambu di tengah-tengah waduk. Pegunungan di kejauhan mempertegas
keindahan danau. Setelah puas memandang “lukisan” alam ini, saatnya perut dimanjakan.
Pilihan saya jatuh pada ikan mujair goreng, sambal mentah, dan nasi hangat.
Kenyang mata, kenyang selera. (*)
7 comments
Subhanallah cantik nian Waduk Selorejo ini. Komposisi sempurna dari sang pencipta. Langit biru gunung dan air
ReplyDeleteIyaa, Mbak Evi. Saya menyebutkan lukisan Allah bertajuk Waduk Selorejo.
DeleteOmed..tambah keren ni blog nya, tulisanya juga bagus, konten isinya informatif, seraya mengajak liburan,,,hehe
ReplyDeleteTerima kasiih, Pakde. Semoga menginspirasi yaa. Ayo liburan ke Jawa Timur. Hehe.
Deleteaaaaaah keren banget!! masih asri dan hijau
ReplyDeleteAdis takdos
travel comedy blogger
www.whateverbackpacker.com
Betuuuul, saya pun betah berlama-lama di sini.
DeleteTerima kasih sudah mampir :)
Hi great reading yourr blog
ReplyDelete