ISTRIKU, TRAVELMATE-KU
15:02:00
Semakin banyak tempat yang saya datangi, semakin saya
menyadari betapa berharganya kebersamaan dengan seseorang yang punya ruang
istimewa dalam hati. Tak bisa dipungkiri bahwa yang terpenting bukan hanya
tentang di mana, melainkan juga bersama siapa kita menghabiskan waktu. Ada rasa
yang menguap hilang ketika detik-detik bergulir tanpa dia di sisi. Keindahan
alam yang tersaji pun seolah tak jenak dinikmati sendiri. Ingin rasanya selalu
berbagi pesona itu dengannya. Dia adalah pendamping hidup saya.
Kami mengikat janji suci Agustus 2007. Sejak itulah, kami
tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Timur bernama Bojonegoro. Kami sama-sama
pendatang. Setiap akhir pekan, kami kerap menghabiskan waktu berdua, menikmati
suasana baru di kota itu. Tak perlu jauh. Keluar kompleks perumahan saja, kami
sudah bisa menemui jalan aspal yang membelah persawahan. Segaja kami keluar
rumah selepas salat Subuh untuk menjemput sunrise.
Kami jalan kaki sejak pagi berselimut kabut hingga matahari menghangatkan hari.
Tak jarang kami juga menikmati sunset di Sungai Bengawan Solo, tepat di perbatasan Bojonegoro dan
Tuban. Maklum saja, Bojonegoro tak punya pantai. Semburat jingga di langit
bengawan pun sudah menciptakan suasana syahdu. Sesekali kami mendatangi
tempat-tempat yang kami dengar menjadi ikon kota yang dikenal punya makanan
khas ledre ini seperti Waduk Pacal,
Kayangan Api, Taman Tirtawana, serta hutan Bubulan dan Gondang. Kota Tuban yang
bersebelahan dengan Bojonegoro pun mengundang kami untuk datang. Kami memilih
yang terdekat, sebut saja Gua Ngerong, sumber air Maibit, dan pemandian air panas
Prataan.
Bersama teman masa kuliah di Kawah Ijen, Banyuwangi |
Merendam kaki di sungai air belerang, Kali Pait, Bondowoso |
Naik bebatuan di atas Kali Pait, Bondowoso |
Terpesona Air Terjun Blawan, Bondowoso |
Dan, Instagram pun datang. Ketertarikan saya akan alam pun
mulai saya dokumentasikan di akun ini. Perkenalan saya dengan para penyuka foto
nature membuat saya makin rajin mengabadikan
objek-objek yang kami kunjungi hanya bermodal kamera HP. Semula, saya merasa tak
ada masalah. Namun, lama-lama, saya mulai butuh kamera yang lebih baik. Kata istri
saya, mengutip salah satu quote drama
Korea, “sepatu yang bagus akan membawamu ke tempat yang bagus pula”. Nah,
menurut analogi saya, kamera yang bagus akan membawamu ke tempat yang bagus
pula. Setuju kan? Hehehe.
Kami sepakat membeli kamera pada tahun 2014. Analogi saya
terbukti. Saya mulai berani traveling
lebih jauh. Jember (Papuma) serta Banyuwangi (Pulau Merah dan Teluk Hijau) menjadi
pilihan pertama. Karena motivasi teman, saya menulis dan berbagi foto-foto hasil
traveling saya di blog. Sayangnya, karena
suatu hal, istri tak bisa menemani perjalanan pertama saya. Dia menebusnya di
perjalanan kedua, Kawah Ijen Banyuwangi dan Air Terjun Blawan Bondowoso. Itu
adalah pertama kalinya kami menempuh perjalanan berdua hanya untuk menikmati
keindahan alam.
Medan dan cuaca Kawah Ijen yang bagi kami cukup ekstrem
ternyata bisa kami akrabi. Sejak saat itulah saya yakin bahwa istri saya bisa
menemani langkah-langkah saya di perjalanan-perjalanan berikutnya. Kami
sama-sama tertarik mencoba hal baru. Salah satunya adalah berfoto di tempat
ekstrem, Bukit Parangendog, Yogyakarta. Banyak teman laki-laki dan perempuan saya
yang mengaku ngeri dan tak akan mau berfoto di tempat yang sama.
Uji nyali di Bukit Parangendog, Yogyakarta |
Sumpah ini belum siap foto, cuma kasih lihat sesuatu ke istri, eh dijepret teman |
Siluet sunset Pantai Parangtritis, Yogyakarta |
Menikmati hamparan hijau alam dari ketinggian Bukit Parangendog, Yogyakarta |
Beruntungnya istri saya mampu melawan rasa takutnya
(hanya) untuk menuruti kemauan suaminya. Atau, jangan-jangan dia juga mulai menikmati
sensasi uji nyali dari level dasar macam masuk Gua Pindul Yogyakarta, level
medium seperti rafting di Sungai Kromong Mojokerto, hingga level lumayan untuk perempuan seperti menuruni tebing
Coban Sewu Lumajang. Entahlah. Dia selalu tampak bersemangat.
Suatu hari, dia mengatakan alasannya menyukai tracking. Menurut dia, berjalan kaki berjam-jam
itu sama dengan olahraga buat kami yang memang jarang sengaja menggerakkan badan dengan
balutan baju olahraga. Sambil mengirup udara segar, terasa badan jauh lebih segar
dibanding sebelumnya. Apakah itu artinya dia memberi lampu hijau sehingga traveling harus diagendakan secara
berkala? Semoga saja. Hehehe.
Menelusuri jejak sejarah di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta |
Diapit dua abdi dalem Keraton Yogyakarta |
Sensasi sejuk di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta |
Jadi model di masjid bawah tanah, kompleks Taman Sari, Yogyakarta |
Jujur saja, keberanian saya semakin tebal saat saya lihat
sorot mata istri yang tampak yakin akan perjalanan jauh atau medan
berbahaya. Belum lagi saat kami mengunjungi situs bersejarah berupa makam-makam
tua. Salah satunya makam panjang Siti Fatimah di Gresik. Saya yang awalnya
ragu-ragu pun mantap masuk bangunan beraroma mistis itu. Jika datang sendiri,
sudah bisa dipastikan saya balik kanan.
Kami bisa saja dengan mudah menikmati suasana yang bersahabat.
Cuaca dingin yang berpadu dengan pemandangan sawah, sungai, bukit, atau gunung menjadi
hiburan tersendiri. Tercipta juga momen-momen romantis (yang sudah menikah
pasti mengerti, hehehe). Namun, saat kondisi tak bersahabat, kami berusaha
saling menguatkan. Hujan, macet, atau tersesat terasa ringan saja saat kami sepakat
mengubah muram menjadi senyuman.
Sepertinya dia feel free :) di hutan pinus Coban Rondo, Batu |
Di semak-semak hutan Pinus Coban Rondo, Batu |
Traveling berdua juga menambah banyak kenalan.
Kadang kami menginap di rumah teman atau saudara. Bisa jadi mereka adalah
saudara atau teman saya, kadang mereka saudara atau teman istri. Karena traveling
itulah, kami jadi saling mengenal satu sama lain. Bahkan kami juga traveling bareng. Saya senang jika
begini caranya. Kami punya guide yang
baik hati selama kami menjelajahi kota itu. Hehehe.
Namun, pergi berdua tak selalu bebas kendala. Bukankah
kehidupan memang berisi deretan masalah yang harus dihadapi? Perdebatan kecil
tentang destinasi, budget, dan akomodasi
juga mewarnai perjalanan kami. Saya yang cenderung boros, misalnya, pada
akhirnya harus menuruti instruksi istri untuk mengerem nafsu menggesek kartu ATM
karena kebutuhan hidup bukan hanya traveling.
Meski demikian, jika diminta memilih pergi sendiri atau berdua, saya mantap
memilih berdua. Hehehe.
Caving Gua Pindul, Yogyakarta |
Rafting di Sungai Kromong, Mojokerto |
Karena itu, tak salah jika saya menyebut, “istriku, travelmate-ku”. Dialah yang menemani
saya meneroka alam yang penuh pesona. Hidup bukan hanya soal rumah dan kerja
bukan? Traveling menjawab kejenuhan
kami. Tidak hanya dengan destinasi- destinasi yang indah, melainkan juga suka
duka selama perjalanannya. Pahit dan manis dikecap berdua. (*)
Tulisan ini adalah
bagian dari posting bareng (posbar) Travel Bloggers Indonesia (TBI) bertema Ultimate Travelmate
yang kami posting tepat tanggal 14.02 pukul 14.02. Baca juga artikel kakak-kakak
member TBI lainnya berikut ini.
1. Indri Juwono - Si Pelari Selfie
2. Rey Maulana - Ke Mana Lagi Kita Berjalan, Kawan?
3. Leonard Anthony - Travelmate(s), It's Our Journey
4. Atrasina Adlina - Menjelajah Sebagian Ambon Bareng Bule Gila
5. Richo Sinaga - My Travelmate, Pria Berjenggot dengan Followers 380K
6. Mas Edy Masrur - Istriku, Travelmate-ku
7. Rembulan Indira - Ultimate Travelmate: Kakatete
8. Astin Soekanto - Travelmate, Tak Selalu Harus Bareng Terus Traveling Kemana-mana
9. Parahita Satiti - #UltimateTravelmate: Rembulan Indira Soetrisno
10. Liza Fathia - Naqiya is My Travelmate
11. Titiw Akmar - 10 Alasan Mengapa Suami adalah Travelmate Terbaik
12. Puspa Siagian - Travelmate : GIGA
13. Tekno Bolang - Mbok Jas Teman Perjalanan Terbaik
14. Dea Sihotang - Hindari 7+1 Hal Ini saat Sedang Ingin Cari Teman Jalan
15. Gio Taufan - Travelmate Drama, Apa Kamu Salah Satunya?
16. Shabrina Koeswologito - 14 Signs You Found The Perfect Travel Mate
17. Imama Insani - Teman Perjalanan
18. Olyvia Bendon - My Guardian Angel
19. Lenny Lim - 3 Hal Tentang Travel-Mate
20. Fahmi Anhar - Teman Perjalanan Paling Berkesan
21. Karnadi Lim - Teman Perjalananku dan Kisahnya
22. Matius Nugroho - 3 Host, 3 Negara, 3 Cerita
23. Wisnu Yuwandono - Teman Menapaki Perjalanan Hidup
24. Putri Normalita
25. Vika Octavia
26. Albert Ghana
27. Felicia Lasmana
28. Eka Situmorang
29. Wira Nurmansyah
30. Bobby Ertanto
31. Danan Wahyu Sumirat
2. Rey Maulana - Ke Mana Lagi Kita Berjalan, Kawan?
3. Leonard Anthony - Travelmate(s), It's Our Journey
4. Atrasina Adlina - Menjelajah Sebagian Ambon Bareng Bule Gila
5. Richo Sinaga - My Travelmate, Pria Berjenggot dengan Followers 380K
6. Mas Edy Masrur - Istriku, Travelmate-ku
7. Rembulan Indira - Ultimate Travelmate: Kakatete
8. Astin Soekanto - Travelmate, Tak Selalu Harus Bareng Terus Traveling Kemana-mana
9. Parahita Satiti - #UltimateTravelmate: Rembulan Indira Soetrisno
10. Liza Fathia - Naqiya is My Travelmate
11. Titiw Akmar - 10 Alasan Mengapa Suami adalah Travelmate Terbaik
12. Puspa Siagian - Travelmate : GIGA
13. Tekno Bolang - Mbok Jas Teman Perjalanan Terbaik
14. Dea Sihotang - Hindari 7+1 Hal Ini saat Sedang Ingin Cari Teman Jalan
15. Gio Taufan - Travelmate Drama, Apa Kamu Salah Satunya?
16. Shabrina Koeswologito - 14 Signs You Found The Perfect Travel Mate
17. Imama Insani - Teman Perjalanan
18. Olyvia Bendon - My Guardian Angel
19. Lenny Lim - 3 Hal Tentang Travel-Mate
20. Fahmi Anhar - Teman Perjalanan Paling Berkesan
21. Karnadi Lim - Teman Perjalananku dan Kisahnya
22. Matius Nugroho - 3 Host, 3 Negara, 3 Cerita
23. Wisnu Yuwandono - Teman Menapaki Perjalanan Hidup
24. Putri Normalita
25. Vika Octavia
26. Albert Ghana
27. Felicia Lasmana
28. Eka Situmorang
29. Wira Nurmansyah
30. Bobby Ertanto
31. Danan Wahyu Sumirat
46 comments
fotonya .___. ingin segera bersama yang halal kak jadinya #lah haha itu apa gak serem kak fotonya di ujung tanduk bukit gitu ._.
ReplyDeleteSerem-serem sedap, Kak Imama. Hahaha. Awalnya takut, tapi lama-lama betah.
DeleteSemoga dapat yang pas buat dihalalin yaaa
Seru ya kalau lihat suami-istri seneng jalan-jalan bareng gini :)
ReplyDeleteSemoga makin banyak tempat-tempat yang dijelah berdua ya!
Amiiiiiiiiin! *suara kenceng
DeleteMakasiiiih, Kak Titi. :)
aaaawww, romantisnyaa! romantis banget ya pasangan ini kemana-mana berdua. tiap lihat foto-fotonya mas edy, aku selalu penasaran dengan cerita di baliknya. senengnya mas edy kepancing untuk ceritain tentang travelmatenya ini... ;)
ReplyDeleteHahahaha, cuma Kak Indri yang bisa begini. Ada aja idenya buat posbar.
DeleteMakasih yaa Kak, dapet sun dari istri setelah dia baca postingan ini. Hihihi
wah, akhirnya ada yg ngerem pengeluaran ATM ya mas?
ReplyDeleteSalam ya buat travelmate nya.. ��
Begitulah, Kak Astin, huhuhu
DeleteSalam balik katanya. Terima kasiiih :)
Wuih mantab banget nih acara jalan2nya. Bagaimanapun travel mate terbaik ya pasti istri sendiri. Oya mas, belum lama ini saya membuat blog komunitas baru yang berada di www.direktoriwisataindonesia.com Mohon masukan dan dukungannya ya..
ReplyDeleteMakasih, Mas Mirza.
DeleteSaya sudah buka blog itu, baru ada post pembuka ya. Mau seperti apa nih Mas, komunitasnya? Saran saya, sering-sering post dan selalu menghargai para penulis dan pemilik foto. Sukses yaaa!
Wah, senangnya punya pasangan hidup yg juga punya hobi serupa. Traveling jalan terus ya meski sudah berumah tangga. Salut sama istrimu, mas. Hijab dan pakaian tertutup tidak menghambat langkahnya untuk bertualang :)
ReplyDeleteSemoga aku juga punya pasangan hidup yg suka traveling, hihihi
Makasiih, Kak Nugie. Itulah yang membuat saya juga semangat traveling bareng. Hasilnya, stok blog pun aman. Hehehe.
DeleteDidoakan semoga dapat pasangan hidup yang juga suka traveling. Cepet nyusul yaa, jangan lama-lama. Hehehe.
Seru yaa udah dpt lampu ijo dari istri hehe. Semoga bisa traveling bareng sama bapak guru dan istri
ReplyDeleteHahaha, semoga bisa ngikutin jejak Kak Leo yang sudah menjelajahi banyak tempat indah di negeri ini.
DeleteYuuuk, traveling bareng, sekalian saya belajar foto.
Wah, makasih Kak Rey.
ReplyDeleteDidoain semoga segera dapet jodoh yg juga suka traveling, Kak. Amiiiiin
Ada traveling yg lebih indah, ke Makkah al Mukarromah dan Madinah al Munawwaroh, semoga cepat tetkabul
ReplyDeleteSubhanallah... Terima kasih, Cak. Semoga cepat terkabul. Amin ya rabbal alamin.
DeleteTerkabul, ralat
ReplyDeleteNggih, Cak. Hehehe.
Deletetema kita sama ya kak, cuma aku masih baru, hehehe
ReplyDeleteIyaaa Kak Wisnu si pengantin baruuuu. Hehehe
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletekebersamaan dengan orang terkasih memang menjadi satu moment yang ngk bisa dilupakan ya mas.. foto-fotonya keren-keren terutama yang duduk diatas Bukit Parangendog... liatnya aja seremmm hahaha
ReplyDeleteBetuuul, Kak Karnadi. Setiap perjalanan memberi pengalaman berkesan.
DeleteMakasih, Kak. Masih harus belajar motret ke Kak Karnadi.
Romantis sekali kaka.... Buat gusar deh para bujang :)
ReplyDeleteAyo Kak Richo, pilih satu fans jadi pendamping hidup. Banyak yg antre ituu. Hihihi
Deletemas edy... so sweet ah.. !! enaknya travel mate + love mate yah gini deh :D
ReplyDeleteIyaa, Kak Lenny, syukurlah, meskipun belum bisa pergi jauh seperti Kak Lenny. Doain haaa.
DeleteBarokallohu lakuma.. wa baroka 'alaikuma.. wa jama'a bainakuma fi khair..
ReplyDeleteAmin ya rabbal alamin. Makasih banyak, Cak Moe'.
Delete*berasa jadi pengantin baru lagi hehehe
Wahhh tadi aku udah komen, tapi entah kenapa dia selalu nanya id terus hiks... Btw, aku suka photo-photonya kakkk... Ihhh ternyata kamu lelaki romantis yaaa hehehe... Semangat terus jalan-jalannya yaks biar makin banyak photo-photo ala prewednya hihiii
ReplyDeleteWiiiiih, tersanjung dibilang lelaki romantis. Doain Kak, semoga kami makin semangat jalan-jalan jeprat-jepret.
DeleteMakasiiiiih, Kak Dea!
Romantisnya kak Edyyy...!! Senang liat foto2nya! :D
ReplyDeleteMungkin lebih romantis kalo fotonya di tempat-tempat istimewa yang dikunjungi Kak Tracy. Hehehe.
DeleteMakasiiih, Kak.
Seru ya kalau sudah halal pergi liburan kemana aja sudah bebas dan tenang mungkin bisa menjelajah ke tempat-tempat wisata alam :)
ReplyDeleteIyaa, Mbak Wida, sudag bebas dan tenang. Hehehehe.
DeleteCucoook, kalian fotogenic gak kaya aku dan fahmi mas hahahhaa
ReplyDeleteDan romantis!
Kak Putri dan Kak Fahmi juga fotogenic dan romantis kok! Selamat ya sebentar lagi jadi ayah dan ibu.
DeleteMakasih, Kak Put.
Terharu seneng mas hihihi
ReplyDeleteMakasih yaa, Ren. Kapan traveling bareng?
Deleteaww aww aww, co cwit! romantis kali lah cikgu ini. kalau aku nggak bisa romantis sama sekali haha. senang bacanya! ikut merasakan aura kebahagiaannya. semoga selalu dilimpahi keberkahan, aamiin.
ReplyDeleteBTW, foto di bukit parangendog nya bikin kakiku ikut NGILU hahaha
Amiiin ya rabbal alamin. Makasiiiih, Kak Fahmi. Saya justru iri lihat Kak Fahmi dan istri sudah bisa bawa si kecil traveling. Minta doanya ya biar segera nyusul.
DeleteCoba aja, Kak, foto di Bukit Parangendog, seru kok. Hehehe.
Ini postingan yang bikin baper, romantis & bikin iri, hahaha pinjem istrimu dong mz #ehgimana
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa punya pasangan yang sehobi ya, didoakan langgeng & sejahtera!
Amiiin. Makasiiih, Kak Gio! Didoakan juga semoga segera punya pendamping yang sehobi, jadi ga usah pinjam istri hahaha
Deletetraveling romantis ini namanyaz :).
ReplyDeletewisata jambi
Hehehe, thank you, Mas Ferdie.
Delete