MANDI SERU DI AIR TERJUN TELAGA BIRU
23:22:00
Selepas merasakan sensasi megah dan indahnya Coban Sewu, saya
dan istri tak mau menyia-nyiakan kesempatan. Kami telah menggadaikan nyali
untuk turun tebing melalui tangga bambu yang lumayan ngeri-ngeri sedap. Begitu sudah
sampai dasar tebing, sayang kalau langsung kembali. Kami sepakat mendatangi dua
air terjun berikutnya di dasar tebing itu, yaitu Air Terjun Telaga Biru dan Air
Terjun Gua Tetes.
Sebenarnya, kami tak menyangka bahwa selain Coban Sewu, di
tempat tersebut juga terdapat dua air terjun lainnya. Di sebuah warung kecil di
tepi sungai, terdapat tulisan arah menuju Gua Tetes. Setelah bertanya ke
sejumlah pengunjung lain, saya dan istri bergegas menyusuri tepian sungai
menuju arah yang berlawanan dengan Coban Sewu. Beberapa langkah kemudian, kami
bertemu dengan loket karcis sederhana yang dijaga oleh tiga pria bertanda
pengenal sebagai pengelola Gua Tetes. Tiket di loket yang dibangun dari bambu
itu dibanderol Rp 5.000 per orang.
Tebing sepanjang jalan menuju Air Terjun Telaga Biru yang dialiri banyak sumber air. |
Bertemu dengan tiga petugas itu, saya merasa mendapat
kesempatan untuk banyak bertanya. Menurut mereka, warga Desa Sidomulyo,
Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, merupakan pihak yang pertama kali
mengelola tempat wisata alam ini. Semula, mereka membuka untuk umum akses menuju
Air Terjun Gua Tetes. Dari air terjun tersebut, para pengunjung dapat melanjutkan
petualangan menuju Coban Sewu. Namun, seiring melambungnya nama Coban Sewu,
warga Malang pun melakukan hal yang sama. Mereka membangun akses menuju Coban
Sewu. Jika tertarik, pengunjung yang turun dari arah Malang (seperti kami) bisa
melanjutkan penjelajahan ke Air Terjun Gua Tetes.
Menurut penjaga tiket, beberapa langkah setelah loket itu,
juga terdapat Air Terjun Telaga Biru. Di dekat loket itu, memang terpasang foto
Air Terjun Telaga Biru yang dicetak di banner. “Air terjunnya ada di balik
tebing tinggi itu, Mas. Tinggal jalan sedikit,” ujarnya.
Rupanya, ini nama yang baru diberikan untuk air terjun
tersebut. Sebelumnya, air terjun ini tak punya nama dan dikenal sebagai bagian
dari Air Terjun Gua Tetes. Memang di sini terdapat banyak sumber air dari
puncak atau badan tebing sehingga membentuk air terjun. Salah satunya adalah Air
Terjun Telaga Biru.
Apakah telaga air terjun ini berwarna biru? Mmmm, waktu saya
ke sana, memang warnanya hijau kebiruan, tapi tak sebiru yang saya bayangkan. Air
terjun ini bersumber dari puncak tebing, jatuh ke bebatuan, membentuk undakan-undakan,
lalu berujung di dua muara di sisi kanan dan kiri. Dua muara itulah yang
kemudian membentuk telaga. Pohon-pohon tumbuh di sela-sela aliran air, menambah
sejuk suasana dan pemandangan.
Air terjun di bebatuan berundak |
Warga sengaja membendung air di telaga ini dengan karung
berisi pasir di sekeliling telaga agar air tak langsung mengalir ke sungai. Karena
itulah, para pengunjung tergoda mandi seru di telaga air terjun ini. Bahkan,
sekadar merendam kaki atau membasuh muka dan tangan pun sudah mampu menyegarkan
kembali badan yang telah menempuh perjalanan cukup ekstrem. Energi pun kembali
terkumpul untuk melanjutkan petualangan ke air terjun selanjutnya, Gua Tetes.
Tunggu lanjutan kisahnya minggu depan. (*)
14 comments
Wah ajib yooo segerrr
ReplyDeleteIyoooo, air sumber asli, jernih segaaar
DeleteHarusnya lebih banyak piknik anak muda sekarang ya kak, karena harga masuk aja cuman 5000 dan besok Senin harga pun gak naik #Eakkk
ReplyDeleteHahaha, memang apartemen kak, Senin harga naik. Hihihi
DeleteEaaa
ReplyDeleteEaaa
Delete:)
Eaaa
ReplyDeleteEaaa
Delete:D
goood
ReplyDeleteSuwuuun, Mas Ari :-)
DeleteEndang : Nice article. Aku suka gaya bahasamu, pembahasan yang sederhana bisa jadi dramatis dan menyenangkan (y)
ReplyDeleteTerima kasih, Mas Lana. Jadi makin semangat nulis hehehe.
Deletebagus tuh air terjunnya
ReplyDeleteBagus banget, Kak
ReplyDelete