TANJUNG KODOK, RIWAYATMU KINI
18:14:00
Tiket terusan Mahari Zoo & Goa Lamongan (Mazola) membawa
saya ke Wisata Bahari Lamongan (WBL). Jarak keduanya hanya sekitar 100 meter,
terpisah oleh jalan raya. Tak perlu naik kendaran lagi. Tersedia jembatan
penyeberangan yang menghubungan Mazola dan WBL. Sebelum sampai di loket pemeriksaan
gelang tiket, pengunjung melewati deretan kios oleh-oleh mulai makanan sampai
suvenir.
WBL merupakan pengembangan objek wisata legendaris di Kota
Lamongan, Tanjung Kodok. Saat saya masih remaja, pantai dengan bebatuan karang
yang unik di pesisir utara Pulau Jawa ini merupakan lokasi wisata yang kerap
juga dipakai untuk kegiatan sekolah. Saat itu, dengan pengelolaan ala kadarnya,
objek yang berlokasi di Kecamatan Paciran ini masih alami. Asal kenal warga
sekitar lokasi, pengunjung bisa masuk tanpa perlu bayar tiket.
Gerbang utama WBL |
Pada 2004, Pemkab Lamongan menggandeng investor untuk
mengembangkan Tanjung Kodok menjadi objek wisata dengan beragam wahana
permainan dan meresmikan nama WBL. Setiap tahun, selalu ada wahana baru. Saat
ini tercatat lebih dari 40 wahana yang siap memacu adrenalin pengunjung, baik
untuk anak-anak maupun pengunjung dewasa yang masa kecilnya kurang bahagia.
Hehehe. Di antaranya, rumah kucing, bioskop 3D, rumah sakit hantu, gokart, tagada, rotary coaster, sarang bajak laut, drop zone, crazy wheel, jet coaster, space shuttle, crazy car
coaster, 3D art trick, dan masih
banyak yang lain.
Untuk yang suka olahraga air, terdapat juga kolam renang, water slide, kano, sepeda air, king donut boat, banana boat, sky boat,
dermaga pemancingan, dan flying fox
di atas pantai. Lokasi ini juga dilengkapi masjid, klinik, dan food court. Selain itu, WBL juga memiliki
resort dengan view Pantai Tanjung Kodok.
Elang bondol |
Space Shuttle |
Siapkan waktu setidaknya tiga jam untuk menikmati semua
wahana yang ada di areal seluas 11 hektare ini. Lumayan juga olahraga kaki
untuk mengitari seluruh lokasi. Jika pengunjung enggan berjalan kaki, WBL
menyediakan e-bike. Sepeda listrik
dengan kapasitas satu penumpang disewakan Rp 100.000/3 jam, sedangkan yang berkapasitas
2-3 penumpang disewakan Rp 200.000/3 jam. Tetapi, saya lebih memilih jalan
kaki. Selain lebih hemat, dengan berjalan kaki, kita lebih bebas tanpa khawatir
dengan durasi 3 jam untuk mengembalikan e-bike.
Bagaimana kabar Tanjung Kodok yang merupakan cikal bakal WBL?
Pengelola pun berusaha menjaga batu karang yang menjorok ke laut dan menyerupai
kodok raksasa ini. Pengunjung tidak diperbolehkan menaiki atau mendekati batu
karang tersebut. Pengelola memasang pagar sepanjang garis pantai sehingga
pengunjung hanya bisa melihat Tanjung Kodok dari jauh.
Tanjung Kodok |
Punya legenda |
Tanjung Kodok ternyata memiliki legenda. Ceritanya, pada
zaman dahulu, ada seorang pria nelayan Lamongan yang menjalin cinta dengan
gadis putri seorang pembesar yang disegani di Pulau Bawean, Gresik. Hubungan
beda status sosial ini tak direstui oleh orang tua si gadis. Namun, dua sejoli
ini dengan sembunyi-sembunyi tetap menjalin hubungan hingga si gadis berbadan
dua. Sang ayah gadis pun murka. Dia mengutuk putrinya menjadi kodok.
Suatu malam di bawah cahaya bulan purnama, sang pemuda yang
dengan setia menunggu kekasihnya di pantai didatangi seekor kodok. Sang kodok
itu tiba-tiba berubah kembali menjadi manusia dan ternyata dia adalah si gadis
yang pernah dikutuk ayahnya. Kandungannya telah cukup usia untuk dilahirkan.
Namun, yang lahir bukanlah bayi manusia, melainkan seekor kodok. Karena malu
dan kecewa, seperti kerasukan roh jahat, pria itu berusaha mencekik leher kekasihnya.
Tiba-tiba bayi kodok meloncat dan menggigit leher ayahnya. Sedangkan si ibu berlari
menjauh untuk bersembunyi.
Dari kedua mata si bayi kodok, keluarlah sinar yang begitu
kuat ke arah sang ayah. Tubuh pria itu lalu mengecil dan berubah menjadi kodok.
Tak lama setelah meminta maaf kepada kekasih dan anaknya, kodok itu pun mati
dan mengeras menjadi batu. Bukan hanya itu. Batu berbentuk kodok itu melekat
kuat di pantai serta tak bisa diangkat oleh kekasih dan anaknya. Beberapa saat
kemudian, ibu dan anak itu pun meninggal dan mengalami nasib yang sama dengan
sang ayah. (Sumber: di sini)
Tanpa bermaksud menghubung-hubungkan, batu karang Tanjung
Kodok memang menyerupai kodok. Bongkahan besar mirip kodok dan terpisah dari
batu karang yang lain. Sedangkan bebatuan karang di sekitarnya menjorok ke laut
dan berbentuk kepala kodok.
Menyusuri pantai dengan unta |
Di deretan tepi pantai, terdapat juga menara pandang.
Rupanya, lokasi ini menjadi tempat yang strategis untuk meneropong kedatangan pertama
bulan, biasanya untuk menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri. Tanjung Kodok
juga mendapat pengakuan internasional sebagai tempat penelitian waktu
terjadinya gerhana matahari total pada 11 Juni 1983.
Menara untuk meneropong bulan |
Meluncur! |
Sisi edukatif lain di WBL adalah sejumlah taman satwa, galeri
kapal dan kerang, anjungan Wali Songo. Mungkin karena di bawah manajemen yang
sama dengan Mazola, di WBL juga terdapat beragam satwa seperti burung elang, burung
merak, kijang, dan unta. Pengunjung bisa merasakan suasana padang pasir dengan
menunggangi unta di sepanjang pantai. Sedangkan di anjungan Wali Songo,
pengunjung dapat berkeliling taman dengan miniatur bangunan makam Wali Songo
yang tersebar di Pulau Jawa.
Saya di 3D Art Trick WBL |
Tanjung Kodok memang seolah telah tenggelam dengan beragam
wahana WBL. Namanya pun mulai tergantikan oleh brand WBL yang gencar dipromosikan. Namun, bagi generasi Lamongan yang
tumbuh pada tahun 1990-an, Tanjung Kodok akan tetap dikenang dengan beragam
cerita masa lalunya. (*)
8 comments
wah, aku malah belom pernah ke WBL, cuma lewat depannya doang hahaha.
ReplyDeletepaling ke Mazoola aja, padahal orang Lamongan :))
Saya juga ke sini gara-gara antar keponakan, Mas Gallant. Hehehe. Saya dulu pernah tinggal di Lamongan.
DeleteTerima kasih sudah mampir, Mas.
seru banget nih mas bisa liburan ke WBL bareng temen temen ,, aku belom sempet nih
ReplyDeletePilih dan rasakan liburan seru bersama Paket Wisata Dieng
Coba ke sini kalau ke Lamongan atau Tuban
DeleteWah, seru juga ya liburan di sini
ReplyDeleteSeru banget hehe
Deleteapa bner zaman dulu, kata org" dulu jika bawa kekasih ke sini, nanti itu bakaln rusak hubungan nya ,, mitos atau fakta
ReplyDeleteMitos itu Bang hehehe
Delete