KAYANGAN API, API “ABADI” SEJAK ZAMAN MAJAPAHIT
21:13:00
Believe it or not. Di Kabupaten Bojonegoro, terdapat
fenomena geologi alam berupa api yang tak kunjung padam sejak zaman Majapahit.
Namanya Kayangan Api dan kini menjadi salah satu destinasi wisata ikon Kabupaten
Bojonegoro. Objek unik yang berlokasi di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem,
ini makin populer sejak digunakan sebagai lokasi pengambilan api Pekan Olahraga
Nasional (PON) XV pada tahun 2000.
Gapura Kayangan Api, 2 km sebelum lokasi api "abadi" |
Kayangan Api berjarak sekitar 15 km dari Kota Bojonegoro dengan
rute Bojonegoro-Dander-Ngasem. Sebelum masuk kawasan ini, pengunjung hanya
diminta membayar ongkos parkir. Api tak kunjung padam itu muncul dari balik
bebatuan yang dibatasi lingkaran beton. Di sekelilingnya, terdapat empat pilar dan
empat bangunan berbentuk candi kecil. Saat itu, saya berkunjung pagi hari. Api
yang muncul tak terlalu besar. Kobaran api lebih besar pada sore atau malam
hari.
Sekitar 50 meter dari api abadi tersebut, terdapat sumur yang
dinamai Sumur Blekutuk. Sumur itu berisi air yang tampak layaknya air mendidih
terus-menerus. Bukan hanya bentuknya, suaranya juga sama seperti air mendidih.
Bau belerang sangat kuat tercium dari air yang tak jernih itu. Meski demikian,
sumur yang telah dipagari ini aman bagi pengunjung.
Pilar dan bangunan serupa candi di sekeliling api |
Secara ilmiah, api tersebut bersumber dari gas bumi yang
tersulut api sehingga terus menyala. Memang, perut bumi di kawasan tersebut
mengandung gas dan minyak bumi yang cukup banyak. Namun, Mbah Djuli, juru kunci
Kayangan Api, punya kepercayaan yang berbeda. Saat saya temui awal Juli lalu,
dia bercerita panjang tentang sejarah Kayangan Api. Jujur saja, saat itulah
saya baru tahu bahwa Kayangan Api bukan sekadar api yang tak kunjung padam.
Mbah Djuli menuturkan, dulu terdapat seorang pembuat benda
pusaka Kerajaan Majapahit bernama Mbah Kriyo Kusumo. Setelah bertahun-tahun
membuat benda pusaka di perkampungan, Mbah Kriyo Kusumo kemudian bertapa dan
tirakat di tengah hutan. Dia membawa api dan menyalakannya di bebatuan, tepat
di sebelah tempatnya bersemedi. Api itulah yang menyala hingga saat ini dan
menjadi cikal bakal Kayangan Api.
Ada sejak zaman Majapahit |
Sejak pindah ke hutan, Mbah Kriyo Kusumo dikenal dengan nama Mpu
Supo. Dialah yang membuat benda-benda pusaka Kerajaan Majapahit seperti keris,
tombak, payung tombak, dan lain-lain. Selain api untuk menyepuh benda-benda
pusaka, Mpu Supo juga memanfaatkan air dari Sumur Blekutuk untuk mendinginkan
benda-benda pusaka. “Mengapa jarak antara api dan sumur ini jauh, itu karena Mpu
Supo sudah memperhitungkan waktu yang cukup antara penyepuhan dan perendaman
benda pusaka,” ujar Mbah Djuli.
Tempat Mpu Supo membuat benda pusaka |
Pendapa Kayangan Api |
Mbah Djuli mengaku sering menyaksikan keajaiban di Kayangan
Api. Di antaranya, saat memfoto api tersebut pada petang atau malam hari, dia
mendapati api tersebut berbentuk benda-benda pusaka seperti keris atau payung
pusaka. Bahkan, pernah juga api tersebut berwujud Putri Sri Wulan, putri
penjaga Kayangan Api. “Semua ini keajaiban dan termasuk kejadian alam gaib,”
ujarnya sambil menunjukkan foto-foto di handphone-nya
yang menyerupai bentuk-bentuk benda pusaka dan seorang putri.
Menurut keyakinan Mbah Djuli, Mpu Supo tidak meninggal karena di sana tidak terdapat
satu pun makam. “Mpu Supo itu muksa
atau berubah wujud sepanjang masa menjadi wujud yang lain. Sering datang tamu,
mengaku ditemui seorang tua yang memberi pusaka dan diminta datang ke sini.
Saya yakin orang tua itu adalah Mpu Supo
yang berubah wujud. Saya sering sampai malam menemani tamu yang
benar-benar ingin napak tilas atau tirakat di tempat ini,” terang pria paruh
baya yang menjadi juru kunci sejak tahun 1977 ini.
Jalan setapak menuju Sumur Blekutuk |
Seperti air mendidih, tapi tak panas |
Mbah Djuli juga meyakinkan saya bahwa Kayangan Api adalah
fenomena aneh tapi nyata. Pertama, api ini tak pernah padam meskipun hujan. Kedua,
walaupun ada sumber api yang besar, pohon-pohon di sekitarnya tetap subur. Ketiga,
air di Sumur Blekutuk ini ternyata tidak panas meskipun tampak mendidih. Keempat,
volume air sumur tersebut stabil sepanjang musim, tak pernah meluap atau
kering.
Mbah Djuli, bisa dihubingi lewat nomor 085330638820 |
Kabarnya, tak sembarang orang boleh mengambil api dari
Kayangan Api. Izin hanya untuk orang dan acara khusus. Itu pun diawali ritual
tertentu, yaitu selamatan dan pagelaran seni tayub (tayuban). Misalnya, upacara
Jumenengan Ngarsodalem Hamengkubuwono X. Sebelum pengambilan api dari Kayangan
Api, diselenggarakan selamatan dan tayuban dengan gending-gending Jawa khusus
kesukaan Mpu Supo, yaitu gending Iling-Iling,
Wani-Wani, dan Gunungsari. Bisa dibayangkan mistisnya karena saat gending-gending
itu dilantunkan, tak seorang pun boleh menemani sinden tayub (waranggono) menari. Entahlah, tampaknya,
diyakini bahwa Mpu Supolah yang menemani sang sinden. (*)
14 comments
Wow, dari segi ilmiah dan kepercayaan gaib memang asyik kalau berdampingan :)
ReplyDeleteIya, Mas Rifqy, biar seimbang. Tapi hanya Allah yang tahu pasti segala kebenarannya :-)
DeleteHehehe dengar dari sisi mistis kok ya bikin ngikik, tapi tak apalah asalkan bisa jadi nilai plus wisata Bojonegoro ^^
ReplyDeleteKondisi tempatnya juga jauh lebih bagus daripada Api Abadi Mrapen di Grobogan. Tapi serupa, ada sumur air hangat juga ( sayang sekarang sudah nggak bisa buat mandi warga lagi karena dikaitkan dengan cerita mistis ). Mrapen di Grobogan sendiri baru direvitalisasi tahun ini sekalian didirikan Museum Olahraga. Nice share, mas Edy ^^
Hehehehe. Saya pas dengar penuturan si mbah tentang hal mistis ini juga terheran-heran, Kak Halim. Masih ada sebenarnya yg ga saya tulis karena saya belum bisa menghubungkan dengan dunia nyata. Kata beliau, arwah Presiden Soekarno juga pernah menyambangi tempat ini. Nah lho! :D
DeleteMakasih Kak, sering mampir. Thanks juga buat infonya soal Api Abadi Mrapen.
Wao, baru tahu loh ini, beneran Mas. Musti mampir klo ksana nih...
ReplyDeleteKalo pas ke Bojonegoro, coba aja mampir sini Mas Rico. Sederhana, tapi unik.
DeleteKeren banget, mas!!! Aku cuma tahu api abadi di Madura, tapi belum tahu dengan Kayangan Api di Bojonegoro ini. Cerita mistisnya juga seru, membayangkan sendiri wujud-wujud yang diceritakan sang juru kunci. Ah, semakin banyak tahu, semakin banyak pula daftar impian itu :(
ReplyDeleteThanks for sharing, mas :) - thetravelearn.com
Aku malah belum coba ke api abadi di Madura, Kak Nugie. Soal cerita mistis, percaya ga percaya, memang foto api di hape si mbah juru kunci ini mirip keris dan tombak, Kak. Hehehe.
DeleteTerima kasih sudah berkunjung :)
Joss q biyen rono urung ngono jek alami,saiki wes akeh perubahan
ReplyDeleteSepertinya pemerintah berusaha membuatnya lebih menarik minat pengunjung hehe
DeleteMasya Allah, keren banget dan penuh dengan sejarah, jadi pengen melihat kesana mas, bagus tulisannya.
ReplyDeleteKalau ke Bojonegoro lagi, monggo ke sini Mas.
DeleteMatur suwuuun, sudah mampir
Baca prediksi angka togel mistik oleh mbah jambrong di https://angkamistik.site/prediksi-togel-sgp-mbah-jambrong-15-juni-2019-akurat/
ReplyDeleteThe King Casino - Ventureberg
ReplyDeleteThe King Casino https://septcasino.com/review/merit-casino/ is owned by British casino operator Crown Resorts and ventureberg.com/ operated by Crown Resorts. kadangpintar It is owned by https://tricktactoe.com/ British ADDRESS: CASTLE