PESONA DANAU BERATAN BUKAN HANYA PURA ULUN DANU
13:37:00
Bagi saya, cuaca dingin memberi sensasi tersendiri saat
berada di sebuah destinasi wisata. Itu
pulalah yang saya rasakan saat berkunjung ke Danau Beratan di kawasan Bedugul,
Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Jangankan danau
yang dikelilingi bukit berselimut kabut, pemandangan sepanjang perjalanan yang
menanjak dan berliku pun memesona. Maklum, kawasan ini berada di dataran tinggi
Bali. Selain kebun buah, sayur, dan bunga, terdapat juga Kebun Raya Bedugul. Kawasan pegunungan yang kerap diguyur hujan
ini pun menyajikan panorama indah sepanjang perjalanan.
Bandingkan dengan uang kertas Rp 50 ribu |
Perahu-perahu untuk berkeliling danau |
Danau Beratan terletak di ketinggian 1.200 dpl. Kabarnya,
dahulu danau ini adalah danau terluas di Bali. Namun, karena sebuah gempa sangat
besar pada masa itu, danau ini terbelah menjadi tiga, yaitu Danau Beratan,
Tamblingan, dan Buyan. Danau Beratan terletak paling timur di antara dua danau
lainnya. Ketiganya merupakan gugusan danau kembar di dalam sebuah kaldera
besar. Luas Danau Beratan kini diperkirakan mencapai 1.607,5 hektare.
Menurut pengamatan saya, terdapat tiga spot untuk para
wisatawan menikmati Danau Beratan. Dua spot menawarkan wahana air seperti boat
dan perahu untuk berkeliling danau. Beberapa tahun lalu, saya pernah
memanfaatkan fasilitas wisata ini. Dengan boat berkapasitas empat penumpang,
pengunjung dibawa mengitari danau. Penemudi boat akan memberi kesempatan kita
untuk turun di seberang danau. Di sana terdapat resort tak berpenghuni, tepat
di kaki bukit yang dikelilingi hutan. Selain itu, pengunjung juga akan diajak
berhenti di tengah danau, beberapa meter dari Pura Ulun Danu, untuk
berfoto-foto. Si pengemudi boat juga menawarkan jasa foto langsung jadi.
Sudah ada sebelum tahun 1556 |
Satu spot lagi adalah kawasan Pura Ulun Danu. Spot iniah yang
saya pilih akhir April lalu. Baru turun dari kendaraan, saya disambut gerimis. Namun,
itu tak menghalangi niat saya melihat lebih dekat Pura Ulun Danu. Dengan tiket Rp
10 ribu dan payung sewaan Rp 10 ribu, saya menjelajahi taman dan beberapa
bagian pura yang bersih dan terawat ini. Pohon-pohon tinggi di kawasan ini
menyerupai kebun raya.
Begitu sampai di tepi danau, masih di bawah rintik gerimis,
saya mencoba membandingkan keeksotisan Pura Ulun Danu di depan mata saya dengan
gambarnya yang diabadikan di uang kertas Rp 50 ribu. Tampaknya, banyak juga
pengunjung yang melakukan hal serupa. Bahkan, ada yang mengambil foto uang
kertas Rp 50 ribu dengan latar Pura Ulun Danu. Hehehe.
Panorama Pura Ulun Danu |
Pura Ulun Danu sudah ada sebelum tahun 1556. Pura ini
kemudian dibangun oleh Raja Mengwi I Gusti Agung Putu pada tahun 1633. Meski
tergolong bangunan tua, pura ini sampai saat ini masih terpelihara dengan baik
karena perawatan yang rutin dilakukan oleh pengelolanya. Tahukah Anda asal usul
nama Ulun Danu dan Beratan? Danu
dalam bahasa Bali bermakna danau. Sedangkan
Beratan diambil dari kata brata seperti pada kata tapa brata. Artinya adalah bermeditasi
dan mengendalikan diri dengan menutup sembilan lubang anggota tubuh untuk
mencapai ketenangan tingkat tinggi. Bagi umat Hindu Bali, pura ini merupakan
tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu yang dipercaya sebagai dewi pemberi
kesuburan.
Tak puas dengan Pura Ulun Danu, saya pun menjelajahi sisi
lain Danau Beratan. Apalagi gerimis mulai reda. Di bagian utara Pura Ulun Danu,
terdapat pagar tembok pembatas dengan pintu terbuka. Tanpa ragu saya memasuki
pintu itu. Ternyata, di balik pagar tersebut terdapat padang rumput lumayan
luas tepat di tepi danau. Wah, saya benar-benar terkesima saat melihat panorama
ini. Bagaimana tidak. Padang rumput itu dan danau itu berada di bawah bukit
hijau berbalut kabut tebal. Kabut putih ini tampak begitu dekat. Saya yang
memang doyan cuaca dingin sangat menikmati suasana langka ini. Sapuan angin sepoi-sepoi
membuat saya semakin enggan meninggalkan tempat ini.
Panorama Danau Beratan |
Ada satu hal lagi yang menarik bagi saya di kawasan Bedugul. Tingkat
toleransi warga sangat tinggi dan terjaga dengan baik. Meski memeluk beberapa
agama berbeda, mereka hidup rukun dalam keberagaman. Selain pura, di sini juga
terdapat vihara dan Masjid Besar Al Hidayah. Bagi pengunjung muslim, masjid yang
berdiri megah beberapa meter di atas Pura Ulun Danu ini sangat tepat untuk salat
di sela-sela perjalanan panjang. Bonusnya
adalah menikmati udara sejuk dan panorama Danau Beratan dari ketinggian. (*)
4 comments
Ternyata damai itu tidak hanya bermukim dengan sesama keyakinan, tetapi juga bermukim di tempat yang toleransi beragamanya luar biasa tinggi. Damai rasanya, apalagi disuguhi pemandangan danau yang sejuk :)
ReplyDeleteBetuul, Mas Rifqi. Damai di mata, damai di hati. Hehehe.
DeleteTerima kasih sudah mampir :-)
Surga banget pemandangannya ... tempat wisata indonesia
ReplyDeleteTerima kasiiih, Mita :)
Delete