PANTAI PANDAWA YANG KIAN POPULER

Pantai Pandawa berlokasi di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Dahulu, pantai ini bernama Pantai Kutuh, sesuai dengan nama desa pantai ini berada. Saat itu, hanya warga sekitar atau pengunjung tertentu yang bisa menikmati pasir putih dan birunya air laut di pantai ini. Wisatawan yang datang saat itu kebanyakan adalah para peselancar. Bahkan, ada yang menyebutnya pantai tersembunyi karena lokasinya berada di balik bukit tinggi yang sulit dijangkau.

Melihat potensi wisata ini, Pemerintah Kabupaten Badung tak tinggal diam. Mereka membangun jalan yang membelah bukit menuju Pantai Kukuh sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer. Jalan berkelok itu penjadi daya tarik tersendiri sebelum pengunjung sampai di pantai. Selain itu, di sepanjang tebing menuju pantai, dibuatlah enam cekungan besar berisi patung tokoh-tokoh pewayangan, yaitu sebuah patung Dewi Kunti dan lima buah patung Pandawa; Dharma Wangsa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sahadewa. Karena itulah, pantai yang resmi dibuka secara komersial pada tahun 2013 ini pun dikenal dengan nama Pantai Pandawa.

Bagi pengunjung yang suka olahraga untuk menguji adrenalin, tersedia paralayang dengan lokasi take-off di Bukit Timbis, beberapa kilometer dari Pantai Pandawa. Bagi yang lebih suka olahraga air nan santai, bermain kano adalah pilihan yang tepat. Kontur pantai yang landai dan ombak yang tak terlalu besar menjadikan pantai ini relatif aman bagi pengunjung untuk bermain air di bibir pantai. Jika datang pada pagi hari, pengunjung pun bisa menyaksikan sunrise.  

Berjemur pun oke

Kalau ingin menambah wawasan, pengunjung juga bisa melihat dari dekat aktivitas petani rumput laut di salah satu sisi pantai. Memang, kawasan Pantai Pandawa dikenal cocok untuk budidaya rumput laut. Kabarnya, aktivitas nelayan ini telah dirintis sejak tahun 1980-an. 

Untuk urusan kuliner, tenang. Di Pantai Pandawa, terdapat banyak saung yang menyediakan beragam menu seperti seafood, bakso, gado-gado, atau nasi goreng. Namun, saya lebih tertarik menikmati jagung bakar. Sebab, siang itu hujan turun deras setelah sekitar 30 menit saya menikmati panorama Pantai Pandawa. (*)