ADA KERAJAAN JIN DI AIR TERJUN SRI GETHUK?
00:09:00
Hari ketiga di Yogyakarta, 2
Januari 2015, saya menjelajahi Gunungkidul. Sudah lama saya dengar salah satu
kabupaten di Provinsi DIY itu memiliki banyak destinasi cantik, mulai air
terjun, pantai, gua, dan perbukitan. Dengan bantuan dua kawan saya di
Yogyakarta, Dede Sunarya dan Ryo Rebi, saya menyusun rute mulai air terjun, pantai, hingga candi. Lokasi pertama yang
kami kunjungi adalah Air Terjun Sri Gethuk. Objek yang juga dikenal dengan nama
Air Terjun Slempret dan Air Terjun Sompret ini terletak di Dusun Menggoran,
Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.
Kami berangkat dari Kota
Yogyakarta sekitar pukul 06.00. Jalanan basah sisa hujan semalam. Untunglah,
perjalanan kami lancar. Sekitar pukul 07.30 kami sampai di Air Terjun Sri
Gethuk. Tiket masuk Rp. 5.000/orang plus ongkos parkir. Hanya sekitar 500 meter
jalan kaki, kami sudah sampai di air terjun dengan curah air melimpah ini. Karena
masih pagi, belum banyak pengunjung. Lumayalah, saya pun leluasa mengabadikan beberapa
angle air terjun.
Air Terjun Sri Gethuk berketinggian
sekitar 25 meter ini kabarnya tak pernah kering sepanjang tahun. Debit air
mencapai 80 meter/detik, bersumber dari tiga mata air, yaitu mata air Kedung
Poh, Ngandong, dan Ngumpul. Padahal, Gunungkidul dikenal sebagai kabupaten yang
tandus. Keberadaan air terjun yang resmi dikelola sejak tahun 2007 ini pun menjadi
daya tarik tersendiri. Gemuruh air terjun yang memecah kesunyian membuat suasana
kian segar.
Perpaduan air terjun dan hijau daun |
Mengutip informasi penting di
papan sebelum pengunjung menuruni anak tangga menuju air terjun, air terjun ini
merupakan fenomena alam yang unik. Sungai yang berasal dari ketinggian pematang
batu gamping memotong tebing batuan membentuk air terjun sebelum bermuara di
Sungai Oyo. Tebing batuan adalah bidang besar yang arahnya sejajar dengan sungai
utama.
Air cokelat saat musim hujan |
Konon, air terjun yang sekarang menjadi
objek wisata ini dulu dikenal oleh warga Desa Bleberan sebagai kerajaan jin
dengan pimpinan jin Anggo Menduro. Jin-jin di kerajaan tersebut gemar memainkan
musik gamelan hingga terdengar ke perkampungan warga. Anehnya, saat didekati,
suara musik itu justru tak terdengar. Padahal, pada saat-saat tertentu terdengar
suara slompret (alat musik tiup) dan kethuk (alat musik pukul). Karena itulah, masayarakat
setempat menyebutnya air terjun Slempret atau Sri Gethuk. Agak seram ya. Untunglah,
legenda seram itu sama sekali tidak terasa saat saya mengunjungi Air Terjun Sri
Gethuk. Hehehe.
Bebatuan di sekitar air terjun |
Ini bukan jin :) |
Kebetulan air waktu itu keruh
kecokelatan. Pada musim kemarau, air jernih dan sungai pun berwarna hijau. Selain
menikmati air terjun, pengunjung bisa melakukan aktivitas permainan seperti menyusuri
sungai dengan perahu tradisional atau berenang dengan ban pelampung. Hanya,
saat debet air sedang tinggi dan arus deras, hat-hati ya. Tetap utamakan
keselamatan saat berada di alam bebas seperti ini. (*)
2 comments
Sejak kuliah saya pengen ke Air Terjun Sri Gethuk ini.. Dan sampai saat ini belum juga kesampaian.. huft..
ReplyDeletePengalaman saya nih Mas, mending ke sini pas awal musim kemarau. Kalo musim hujan, apalagi habis hujan, airnya keruh begini. Heheheh
Delete