MELIRIK AIR TERJUN NGLIRIP
20:24:00Berawal dari hashtag #tuban di Instagram, saat itulah aku mulai terpikat objek wisata alam indah bernama Air Terjun Nglirip. Warna air tosca berpadu dengan bebatuan eksotis menambah daya tarik air terjun yang terletak di Dusun Jojogan, Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ini.
Air Terjun Nglirip berjarak sekitar 36 km dari pusat Kota
Tuban dengan rute Tuban-Montong-Singgahan atau Tuban-Kerek-Singgahan. Objek ini
bisa juga ditempuh dari arah Kota Bojonegoro, melewati Kecamatan
Parengan. Aku yang berangkat dari Bojonegoro membutuhkan waktu
sekitar 45 menit untuk sampai di tempat ini.
Pengunjung Air Terjun Nglirip tak perlu mengeluarkan banyak
tenaga karena letaknya tak jauh dari jalan raya yang sudah beraspal. Dari
tempat parkir, kita sudah bisa menikmati pesona air terjun ini. Jika ingin
mendekat, kita cukup berjalan kaki sekitar 30 meter, menuruni jalan setapak.
View dari tempat parkir |
Ternyata benar. Air terjun dengan ketinggian sekitar 30 meter dan lebar 28
meter ini sangat memukau. Air yang jernih mengalir deras melewati tebing dengan
bebatuan kekuningan. Beberapa bagian tebing ditumbuhi pohon dan tanaman
perdu hijau. Di balik air terjun terdapat sebuah gua yang cukup besar, konon
kadang dipakai semedi untuk mencari “ilmu”.
Masih alami dan bersih |
Betah menghabiskan waktu di sini |
Dan, yang paling memesona adalah dasar air terjun yang
membetuk telaga kecil berwarna tosca. Genangan ini dikelilingi bebatuan
berbagai ukuran, besar dan kecil. Air jernih dari genangan itu mengalir di
beberapa anak sungai kecil. Aku betah berlama-lama di sini. Apalagi, saat itu
pengunjung relatif sepi.
Air terjun berpadu bebatuan eksotis |
Air berwarna tosca menjadi daya pikat |
Untunglah, air dan kawasan lokasi ini masih bersih. Padahal,
objek wisata ini sangat dekat dengan permukiman warga. Tampaknya, larangan
mandi di kawasan air terjun ini cukup efektif untuk mencegah timbunan sampah.
Asal tahu saja, lokasi wisata sungai lain di Tuban --sebut saja sungai di Gua
Ngerong, Rengel Tuban-- dikotori sampah berupa bungkus sabun, detergen, dan
shampoo. Hehehe.
Ada gua di balik air terjun |
Pemandangan di hadapan air terjun |
Menurut ibu pemilik warung rujak di tempat parkir, waktu
kunjungan terbaik adalah pergantian musim hujan ke musim kemarau. Pas dengan
kunjunganku saat itu, Juni 2014. Sebab, debit air sedang, tapi warnanya jernih.
Saat musim hujan, debit air sangat
tinggi, namun warnanya keruh. Dasar air terjun tak berwarna tosca lagi.
Sedangkan saat musim kemarau, debit air sangat rendah. Bahkan, kadang dam di
atas air terjun ditutup karena air dialirkan untuk irigasi sawah warga.
Mata air di Hutan Krawak |
Pengunjung bisa puas main air |
Sumber mata air air terjun ini berasal dari beberapa sumber
air di daerah Hutan Krawak yang berjarak sekitar tiga km dari lokasi. Aku pun
sengaja mendatangi sumber mata air tersebut.
Air sungai jernih dan dingin |
Pengunjung wajib menjaga kebersihan dan kelestariannya |
Airnya jernih dan dingin itu
berlimpah ruah. Kita bisa bebas mandi dan main air di beberapa bagian sungai
yang dalam. Asal, jangan buang sampah sembarangan ya. Hehehe.
5 comments
ini kameranya pake DSLR apa mas?
ReplyDeleteSaya pakai kamera powershot Nikon Coolpix P520, Mas Tommuane Mandar, bukan kamera DSLR. Terima kasih banyak sudah mampir.
DeleteWah mampir boleh juga mumpung di bojonegoro
ReplyDeleteSilakan Mas Ricard, semoga debit airnya sudah kembali normal. Waktu kemarau kemarin, tidak ada airnya sama sekali.
DeletePernah ke Nglirip, tapi belum pernah ke Krawak
ReplyDelete