TERPUKAU TELUK HIJAU
12:51:00
Seperti yang
kami rencanakan, selepas Pulau Merah Banyuwangi, masih dalam trip Minggu, 31
Agustus 2014, destinasi kami berikutnya adalah Taman Nasional Meru Betiri. Target
utama kami Teluk Hijau yang juga kerap disebut Green Bay. Namun, ada beberapa pantai yang kami kunjungi.
Dari Pulau
Merah, masih ditemani sepupuku, Alfian, aku harus menempuh perjalanan sekitar 20 km untuk sampai di Taman
Nasional Meru Betiri yang terletak di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran.
Awalnya, perjalanan lancar jaya karena jalan aspalnya mulus. Namun, tak kurang sepanjang
15 km sampai lokasi, jalanan berubah menjadi bebatuan berdebu. Hehehe.
Untungnya,
sepanjang perjalanan di jalur Gunung Gamping
dan Perkebunan Sungailembu ini, kami disuguhi deretan persawahan dan beraneka jenis pepohonan. Kita
bisa menikmati sejuknya kebun kelapa, kopi, karet, dan kakao.
Pantai Sungapan |
Oya, kami juga singgah
di Pantai Sungapan. Pantai dengan pasir lembut ini didominasi vegetasi pandan
laut (pandanus odoratissimus). Di ujung timur pantai ini terdapat
sebuah estuari (muara). Dengan ombak besar dan air birunya, pantai yang sangat bersih
ini sempat membuat saya lupa waktu. Hehehe.
Saat ingat
target utama adalah Teluk Hijau, kami lalu tancap gas. Meski memakan waktu agak
lama karena jalan yang (ehm) rusak tadi, akhirnya kami tiba di pos pemeriksaan
dan tiket Taman Nasional
Meru Betiri. Tiket per
orang Rp. 7.500, sepeda motor Rp 5.000, dan mobil Rp. 10.000. Tarif tersebut
berlaku satu hari untuk menjelajahi semua objek di taman nasional ini, yakni
Pantai Rajegwesi, Teluk Hijau, dan Pantai Sukamade.
Informasi awal
yang kami punya, untuk menuju Teluk Hijau, pengunjung harus jalan kaki (satu jam) dari tempat parkir mendaki jalur sepanjang 1 km di bukit kecil. Untunglah,
di pos ini, kami dapat kabar gembira. Untuk menghemat waktu, kami bisa naik
perahu dari Pantai Rajegwesi menuju Teluk Hijau (15-20 menit).
Pantai Rajegwesi |
Soal Pantai
Rajegwesi, pantai ini sebenarnya lumayan
juga. Tapi, aktivitas nelayan mendominasi lokasi ini. Jadi yang menarik
perhatianku justru deretan perahu dan kesibukan para nelayan.
Sebenarnya, aku
penasaran juga dengan jalur darat. Kabarnya, jika kita pilih jalan kaki, kita
bisa lihat view Teluk Hijau dari atas
bukit. Tetapi, waktu yang kami punya tidak banyak.
Aku dan bapak pemilik perahu di Pantai Rajegwesi |
Sepupuku, Alfian, makasih yaa! |
Setiba di Pantai Rajegwesi,
kami pun sepakat naik kapal bermesin menuju Teluk Hijau. Ongkosnya Rp. 35.000
per orang pulang-pergi. Bapak tukang perahu yang ramah itu memberi kita waktu
nanti untuk turun di Teluk Hijau. Berapa lama? Kita sendiri yang menentukan.
Sampai sore juga si bapak siap menjemput. Hehehe.
Dan, ternyata perahu
bermesin kecil ini harus menerjang ombak besar yang kadang mencapai ketinggian
1 meter. Goncangan demi goncangan terasa ngeri-ngeri seru. Hehehe. Alhasil,
kami harus rela pakaian basah kuyup. Tips nih, bawa tas waterproof atau tas plastik supaya barang bawaan aman dari
muncratan air laut. Jangan lupa minta rompi pelampung ke pemilik perahu, hanya
untuk jaga-jaga.
Teluk Hijau |
Setelah sekitar
15 menit, sampailah kami di Teluk Hijau. Wow, aku benar-benar terpukau.
Hamparan pasir putih lembut berpadu dengan air laut yang hijau jernih. Semakin
ke tengah, air berubah warna menjadi biru jernih.
Teluk Hijau |
Teluk Hijau |
Keindahan ini
semakin terasa sempurna karena pantai Teluk Hijau sangat bersih dan relatif
sepi. Tidak ada satu pun pedagang. Pengunjungnya pun saat itu bisa dihitung
jari. Kabarnya, ada larangan camping
di sini untuk melestarikan keindahan alamnya.
Teluk Hijau |
Ada sedikit
tips lagi. Karena tidak ada pedagang apa pun di sini, bawa air putih
secukupnya, apalagi pas siang hari. Kita tidak mau dehidrasi di tempat seindah
ini kan? Tapi, bawa pulang botol airnya supaya tidak ada sampah yang tertinggal
di lokasi. Ada pesan penting di papan yang tertancap di salah satu sudut Teluk Hijau. "Do not leave anything but footprint. Do not take anything but picture!" Setuju!
Teluk Hijau |
Pesan penting!!! |
5 comments
Ajib!
ReplyDeleteSyukran! Hehe
Deletepiye kok ra gelem metu komenku?
ReplyDeletehoree.. dah bisa.. kapan ngajak aku, Ed?
ReplyDeleteHehehe. Kapan2 ayo kita explore Yogya, Cak. Pantainya keren2 kan.
Delete