RAFTING DI SUNGAI KROMONG PACET
18:50:00
Setiap kali melihat serunya foto atau video rafting, saya selalu penasaran seperti
apa rasanya. Saat kesempatan itu datang, saya tak sanggup menahan hasrat ingin
mencoba. Selain outbond, salah satu
kegiatan family gathering sekolah
tempat saya mengajar pertengahan November lalu adalah rafting. Panitia memilih Sungai Kromong di kawasan Pacet, Mojokerto,
sebagai lokasi dengan penyedia jasa Obech Rafting. Saya dan istri pun tak
menyia-nyiakan kesempatan ini.
Saya dan rombongan sampai di markas Obech Rafting,
tepatnya di kawasan wisata Bandulan, Pacet, sekitar pukul 09.30. Setelah
disambut welcome drink jahe hangat
dan breafing sebentar, kami diminta mengenakan
pelampung dan helm keselamatan. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok perahu
karet. Setiap kelompok terdiri atas tiga penumpang dengan satu pemandu dari tim
Obech. Di sini, hanya pemandu yang membawa
dayung.
Saya sempat mengira titik start arung jeram tak jauh dari markas tersebut. Ternyata saya
salah. Kami diboyong dengan pick up menuju
lokasi start selama sekitar 15 menit.
Turun dari pick up, kami harus berjalan
kaki menuruni tebing curam. Tebing tanah berpasir itu telah dibentuk serupa
tangga dengan tali di satu sisi tebing untuk pegangan tangan. Lumayan, 15 menit
tracking ini cukup menguras napas.
Untungnya, di tepi Sungai Kromong di dasar tebing kami sempat beristirahat sembari
menikmati pemandangan tebing tinggi yang memukau. Meskipun saat itu masih musim
kemarau, arus air ternyata masih deras. “Saat musim hujan, arus air lebih deras
lagi, Mas,” ujar Mas Teguh, pemandu kami.
Pose bareng sebelum rafting |
Tak lama kemudian, waktu menguji nyali pun tiba. Satu
per satu perahu karet berwarna kuning dan orange itu pun kami tumpangi. Saya
naik perahu kedua yang harus menyusuri sungai dengan rute sepanjang 3,5
kilometer itu bersama istri, Yaya (putri rekan guru), dan Mas Teguh. Di perahu
karet ini terdapat bantalan untuk kami duduk. Saya duduk di bantalan paling
depan, sedangkan Mas Teguh duduk di ujung belakang perahu.
Kendali utama perahu karet memang ada pada pemandu
yang membawa dayung. Kami sebagai penumpang cukup berpegangan tali perahu.
Namun, jangan salah, kami juga berperan untuk menyeimbangkan laju perahu. Caranya,
kami harus menarik tali ke kanan atau kiri sesuai haluan perahu. Sesekali kami
pun harus menggoyangkan badan ke kanan atau kiri, kadang juga ke depan, agar
perahu yang menabrak batu bisa berjalan lagi.
Awalnya, sungai berbatu itu landai. Sesekali perahu
kami berjalan lancar, sesekali menabrak batu. Sedikit demi sedikit kami mulai
terbiasa dengan benturan batu dan cipratan air. Makin lama, medan semakin
menantang. Selain kelokan sungai yang semakin ekstrem, bebatuan pun makin besar
dan banyak. Bukan hanya itu. Sepanjang jalur arung jeram di sungai ini, terdapat
beberapa turunan yang memaksa kami berteriak bersama karena serunya sensasi
itu. Salah satu turunan yang paling dalam adalah dam dengan kedalaman 3 meter. Mas
Teguh memang mengajak kami berteriak bersama agar petualangan ini terasa lebih
seru.
Namun, ada insiden kecil di tengah perjalanan. Bantalan
duduk saya kempes. Ah, jangan-jangan karena saya yang kelebihan berat badan.
Hehehe. Akibatnya, pantat saya beberapa kali merasakan kerasnya batu sungai. Saya
pun sesekali harus duduk di sisi kanan perahu untuk menghindari benturan di
pantat. Arus deras tak memungkinkan bagi kami untuk berhenti begitu saja. Untungnya,
saat perahu tersangkut batu, Mas Teguh dengan sigap meniup bantalan dan perahu
kembali normal.
Tetapi, keadaan itu tak bertahan lama. Bantalan duduk
saya kempes lagi, bahkan salah satu sisinya lepas. Saya lalu pindah ke bantalan
duduk tengah berdampingan dengan istri. Namun, saat perahu harus melewati turunan,
badan saya melorot ke dasar perahu dan terendam air. Hehehe. Alhamdulillah,
beberapa meter kemudian kami diajak bersitirahat sejenak untuk menghangatkan
badan.
Tim Obech menyediakan sebuah gubuk di tepi sungai
untuk kami minum teh dan gorengan hangat. Bercengkerama dengan para peserta
arung jeram sambil menceritakan pengalaman seru masing-masing menjadi momen
yang menyenangkan. Selang sekitar 15 menit, petualangan pun berlanjut. Karena perahu
kami bermasalah, Yaya diminta pindah ke perahu lain. Mas Teguh memutar perahu
sehingga bantalan duduk yang rusak ada di bagian belakang. Perjalanan pun kembali
seru.
Oya, sepanjang perjalanan, kami menikmati pemandangan
yang beragam. Dari titik start,
tebing tinggi mengapit sungai dengan tanaman hijau yang menyejukkan mata. Indah
sekali. Tak jarang ranting tanaman itu menjuntai ke sungai dan kami harus
menunduk agar tak tersangkut ranting. Separo perjalanan berikutnya, pemandangan
berganti persawahan dan perkebunan.
Sampai di titik finish,
kami kembali diboyong pick up menuju markas
Obech. Setelah mandi dan berganti baju, kami disuguhi makan siang dengan menu
lalapan. Santapan pedas dan hangat setelah bermain air ternyata sangat
menggugah selera. Apalagi, hujan deras mengguyur hutan pinus di kawasan markas
yang juga menyediakan paket outbond, paintball, fun games, dan camping ini.
Meski ini adalah pengalaman pertama arung jeram, sejak
awal sedikit pun tak ada keraguan. Tim Obech meyakinkan kami bahwa jalur ini
aman. Mereka juga mengutamakan savety.
Sedikit insiden saya tadi kebetulan saja terjadi dan menurut saya justru menambah
seru pengalaman. Kami pun tak perlu repot membawa kamera atau HP untuk mengabadikan
perjalanan. Tim Obech punya dua fotografer yang meng-capture keriaan kami. Keduanya bergantian menunggu kami di sejumlah
titik sungai.
Arung jeram di Pacet ini tergolong level medium di
Jawa Timur. Level pemula ada di Kasembon, Batu. Sedangkan level ekstrem ada di
Songa, Probolinggo. Tertarik mencoba menggunakan jasa Obech? Pengunjung disarankan
reservasi beberapa hari sebelumnya. Khusus untuk rafting, tarif per orang Rp
199.000, dengan total durasi 2,5 jam. Minimal empat orang untuk bisa booking. Info lengkapnya bisa didapat di
sini. Selamat mencoba! (*)
2 comments
girang amat omed.. hehe kayaknya menarik nihh buat dicoba .. ;)
ReplyDeleteIya doong, kan pengalaman pertama ini. Hehehe. Coba aja, seru kok!
DeleteTerima kasih sudah mampir :)